REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH— Penduduk di Al Ahsa, Arab Saudi berjuang keras di musim panas tahun ini karena suhu disana mencapai 50 derajat celcius yang tercatat pada Senin (6/7). Suhu setinggi itu tercatat sebagai yang tertinggi dunia tahun ini.
Al Ahsa dikenal sebagai situs warisan dunia UNESCO dengan kekayaan agrikulturalnya. Kehadiran oase disana membuat tanah Al Ahsa mampu membuat subur tanaman. Tampak terlihat dari kejauhan, Al Ahsa berwarna hijau cerah menunjukkan kesuburannya.
Wilayah Al Ahsa mengalami gelombang panas secara intensif tahun ini karena wilayahnya dikelilingi Gurun Jafurah. Hal tersebut disampaikan pakar klimatologi Universitas King Faisal, Afnan al-Mulhem. Walau demikian selalu ada hikmah yang bisa diambil dari tiap masalah.
"Musim panas ini juga menjadi waktu yang tepat untuk memanen kurma dan buah-buahan seperti ara dan lemon," kata al-Mulhem dilansir dari Alarabiya pada Rabu (8/7).
Pengelola kawasan Al Ahsa tak tinggal diam dengan tingginya suhu disana. Mereka menanam dua juta pohon kurma di sekitaran Al Ahsa agar bisa menurunkan suhu. Langkah itu juga mendukung peningkatan produksi tanaman.
"Penanaman itu sekaligus menciptakan sabuk hijau (pohon-pohonan) agar memudahkan petani ketika ingin memanen di musim panas," ujar al-Mulhem.
Sebelumnya, suhu tertinggi di Asia terekam di Mitribah, Kuwait pada 21 Juli 2016 dengan 54 derajat celcius. Rekor itu masih kalah dari pemegang rekor suhu tertinggi dunia di wilayah lembah kematian, California dengan suhu 56,7 derajat celcius pada 10 Juli 1913. Data suhu tersebut dihimpun Organisasi Metereologi Dunia (WMO).