REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sekretaris Jenderal Dewan Masjid Indonesia (DMI) Imam Addaruquthni mengapresiasi langkah pengurus Masjid Istiqlal yang meniadakan shalat Idul Adha tahun ini. Hal itu dinilai sebagai suatu hal positif mengingat masjid negara tersebut berada di wilayah episentrum virus corona jenis baru (Covid-19).
Apresiasi diberikan lantaran pihak masjid berupaya menekan penyebaran virus Covid-19. Alasan darurat tersebut dilakukan mengingat masjid merupakan salah satu bagian dalam kategori fasilitas umum yang rentan penyebaran.
“Saya rasa itu bagus-bagus saja (meniadakan sholat Idul Adha tahun ini),” kata Imam saat dihubungi Republika, Jumat (10/7).
Meski masjid masuk ke dalam kategori fasilitas umum yang rentan sebagai episentrum penyebaran, namun belum ada satu pun kasus penularan di Indonesia yang terjadi melalui masjid termasuk Masjid Istiqlal. Untuk itu dia melihat, dengan meniadakan sholat Idul Adha di tahun ini, dia menilai bahwa terdapat upaya dari pengelola Masjid Istiqlal untuk mempertahankan kredibilitas tersebut di samping terdapat kondisi yang darurat.
Sebagaimana diketahui, melalui rilis resmi, Kamis (9/7), Menteri Agama Fachrul Razi mengumumkan meniadakan sholat Idul Adha di Masjid Istiqlal. Keputusan itu diambil setelah pemerintah mencermati perkembangan pandemi Covid-19 di Indonesia, khususnya di Jakarta.
Keputusan penting itu diambil setelah merumuskannya bersama dengan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Menteri Kesehatan, dan Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasruddin Umar.