REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH -- Proses pendaftaran haji untuk ekspatriat di Arab Saudi telah berakhir pada Jumat (10/7). Tahun ini, Saudi hanya memberikan kuota 70 persen untuk ekspatriat yang ingin melakukan ibadah haji.
Pembatasan tersebut dilakukan karena kekhawatiran akan virus corona. Sehingga, Saudi memangkas habis jumlah jamaah haji di tahun ini menjadi 10.000 orang.
Dilansir dari Saudi Gazette pada Ahad (12/7), pendaftaran ibadah haji hanya dibuka 5 hari kerja. Mereka juga harus dalam kondisi sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit kronis.
Sebelumnya, calon jamaah juga harus melakukan tes PCR untuk membuktikan bahwa mereka bebas virus. Selain itu, calon jamaah juga belum pernah melakukan ibadah haji sebelumnya dan berusia antara 20 sampai 50 tahun. Mereka juga harus menandatangani perjanjian untuk mematuhi periode karantina sebelum dan setelah melakukan ibadah haji.
Kementerian Haji dan Umrah Saudi telah menegaskan, bahwa kriteria kesehatan yang akan menentukan siapa saja yang diizinkan untuk melakukan haji tahun ini.
Untuk Arab Saudi sendiri, 30 persen kuota tersebut diperuntukkan bagi praktisi kesehatan dan petugas keamanan Saudi yang telah pulih dari Covid-19. Mereka akan dipilih dari database pasien yang pulih, sebagai penghargaan atas peran mereka selama bertempur melawan virus.
Arab Saudi, pada musim haji biasanya dapat menerima jamaah hingga dua juta muslim di seluruh dunia. Karena bagi umat muslim, haji merupakan salah satu rukun Islam yang harus dijalankan bagi tiap-tiap muslim yang mampu.
Namun karena pandemi covid-19, Saudi membatasi jamaah haji hanya 10.000 orang. Keputusannya ini mendapatkan dukungan dari internasional, karena badan-badan dan lembaga-lembaga agama sepakat bahwa keputusan itu sejalan dengan kebutuhan hukum untuk menjaga kesehatan dan keselamatan para jamaah.
Sumber: https://saudigazette.com.sa/article/595360/SAUDI-ARABIA/Hajj-registration-for-expats-ends