REPUBLIKA.CO.ID, INGGRIS--Pembatalan haji tahun ini akibat wabah Covid-19, juga menimpa ribuan Muslim Inggris. Terdata sekitar 25 ribu Muslim Inggris yang gagal berangkat haji tahun ini, mengingat adanya pembatasan ibadah haji dari pemerintah Arab Saudi.
Haji, yang tahun ini jatuh pada akhir Agustus, hanya akan dilakukan oleh sejumlah peziarah Muslim yang berada atau tinggal di Arab Saudi. Pembatalan haji ini, tentu berimbas pada agen biro perjalanan seluruh dunia.
Salim Mussa, pemilik agensi Interair Haji dan Umrah Limited di Spinney Hill, mengatakan, bisnis dan kliennya sangat terpengaruh karena pembatalan tersebut.
"Ini akan mempengaruhi banyak orang karena beberapa orang yang ingin pergi mungkin memiliki uang tahun ini tetapi keadaan mungkin berubah dan karena situasi ini kita berada, mereka mungkin tidak dalam posisi untuk membelinya tahun depan," ujar Mussa, yang dikutip di Leicester Mercury, Rabu (15/7).
Ketika pengumuman untuk melarang jamaah haji dari luar Arab Saudi diumumkan, Salim mengatakan terus menggerakkan bisnisnya dan memastikan para pelanggannya bahwa perjalanan yang telah mereka pesan ataupun biaya yang telah mereka bayarkan, masih tetap terjamin.
"Aku tidak ingin orang berpikir mereka tidak akan mendapatkan uang mereka kembali," katanya.
Salim mengaku telah menghubungi maskapai penerbangan dan vendor lain untuk memastikan setiap pelanggannya menerima pengembalian uang, meskipun beberapa dari mereka memintanya untuk menyimpan uang untuk berhaji tahun depan.
"Tahun depan, permintaan untuk pergi haji akan berlipat ganda karena orang yang tidak bisa pergi tahun ini akan tetap menginginkannya dan yang lain akan merencanakan untuk pergi tahun depan," jelasnya.
Meski begitu, Salim menegaskan akan memprioritaskan pelanggan yang mengalami pembatalan, jika kondisi haji di tahun depan telah kembali normal. Dia juga meyakinkan akan berusaha penuh untuk mengembalikan uang jamaahnya.
"Kami masih menunggu maskapai untuk merespons kami, dan sejauh ini kami telah berhasil mengembalikan sekitar 50 persen dari mereka (jamaah)," katanya.
Seorang ibu dua anak dari Leicester, yang tidak mau disebutkan namanya, termasuk dari ribuan jamaah yang gagal berangkat haji tahun ini, meskipun telah menabung hampir selama sembilan tahun bersama sang suami.
Pekerja mandiri berusia 45 tahun ini mengaku telah merencanakan secara matang keberangkatan hajinya, dan tahun ini, kata dia, adalah momen yang paling tepat untuk berhaji. Rencananya, ibu dua anak ini, akan menunaikan haji bersama keluarganya, termasuk kedua anaknya yang berusia 17 tahun dan 12 tahun.
"Saya benar-benar ingin anak-anak saya mengalami haji bersama saya dan suami saya, karena saya juga memiliki kenangan indah pergi bersama orang tua saya," ujarnya.
Dia mengatakan bahwa pembatalan itu sangat mengecewakan, tetapi dia cukup pragmatis untuk menerima alasan tentang hal itu. Dia kini menunggu pengembalian dana hajinya dan berharap bisa pergi tahun depan.
"Ini mengecewakan tetapi saya tidak terlalu sedih karena iman Anda yang membuat Anda kuat, jika Tuhan ingin kita ada di sana, akan ada jalan," ujarnya.
"Saya memiliki tanggal yang ditandai di buku harian saya untuk tahun depan dan saya hanya berharap kita bisa pergi," sambungnya.
Meski begitu, wanita ini mengaku sedikit khawatir dengan kenormalan yang dijanjikan tahun depan. Menurutnya, pandemi tidak akan serta merta menghilang begitu saja, dan kenormalan yang saat ini dijanjikan, mungkin akan sangat berbeda.
"Saya tidak melihat semuanya akan kembali normal tahun depan karena pandemi ini, saya pikir era normal ini akan sangat berbeda," tutupnya.
Sumber:
https://www.leicestermercury.co.uk/news/leicester-news/once-lifetime-hajj-trip-cancellations-4321994