REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Penyembelihan dan pendistribusian hewan qurban pada hari raya Idul Adha tahun ini akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena dalam pandemi COVID-19. Menurut Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, protokol kesehatan harus diterapkan dalam setiap proses pelaksanaan hari raya Idul Adha. Tujuannya mencegah penularan COVID-19.
Ridwan Kamil pun, menginstruksikan kepada panitia qurban di Jabar untuk menghindari kontak fisik dan kerumunan saat proses penyembelihan hewan qurban berlangsung. Begitu juga, dengan pendistribusian daging kurban kepada mustahik.
"Tidak boleh ada pembagian daging qurban secara fisik di tempat pemotongan. Saya sudah perintahkan pembagian daging qurban harus secara door to door," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil usai melepas tim pemeriksa kesehatan hewan qurban Jabar secara virtual di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (16/7).
Emil menjekaskan, panitia wajib membuat sistem untuk membagikan ke rumah-rumah. Misalnya, warga diberi kupon dan dalam kupon itu diberi kalimat 'tunggu di rumah'. "Nanti diantar oleh relawan kewilayahan seperti PKK dan karang taruna. Memang ini tidak mudah, tapi saya ingin masyarakat Jabar selamat (dari COVID-19)," katanya.
Emil pun, meminta panitia qurban menggunakan besek atau pipiti dalam pendistribusian daging. Selain ramah lingkungan, besek dapat menggerakkan ekonomi masyarakat.
"Saya larang pakai kantong plastik, tapi dari besek atau anyaman bambu, selain ramah lingkungan penggunaan besek jug akan menghidupkan ekonomi kecil," katanya.
Penerapan protokol kesehatan pun, kata dia, perlu dilakukan dalam proses jual-beli hewan qurban. Emil merekomendasikan jual-beli hewan qurban secara daring. Hal tersebut dapat mencegah kerumunan dan menekan potensi penularan COVID-19.
"Jual beli juga harus touchless atau tanpa sentuhan. Jadi, kalau bisa, belinya sekarang online saja. Syariatnya tercapai, kita juga tidak menyentuh pihak lain. Tradisi ini harus dibangun terlebih dalam situasi COVID-19," katanya.
Menurutnya, ada waktu 14 hari lagi bikin kampanye beli online di tiap kabupaten/kota. "Tolong hubungi penjualnya agar bisa secara online minimal via WhatsApp," katanya.
Emil pun, meminta penjualan hewan qurban dilakukan di tempat terbuka dan luas. Selain itu, untuk menghindari kerumunan, penyembelihan hewan qurban dilakukan secara bertahap. Sebab, pelaksanaan penyembelihan dapat dilakukan selama empat hari pada tanggal 10, 11, 12, dan 13 Zulhijah.
"Tempat penjualan hewan tidak boleh sembarangan di mana saja harus dikurangi di tempat yang sempit dan lembab. Tempat penjualan harus dipusatkan di tempat terbuka yang luas, jadi yang berjualan di pinggir jalan tolong ditegur," katanya.
Emil pun meminta, agar semua memaksimalkan pemotongan hewan di RPH (Rumah Pemotongan Hewan) untuk meminimalisir antrean. "Memotong hewan qurban tidak harus di hari H bisa di hari H+1 sampai H+3," katanya.
Protokol kesehatan yang ketat, kata Emil, harus diterapkan saat proses penyembelihan hewan qurban. Penyembelih harus memakai masker dan sarung tangan, baik saat menyembelih maupun merecah daging hewan qurban.
"Kita tingkatkan kinerja jangan sampai kasus antraks terulang walaupun sekarang sudah jarang terjadi daging yang akan dibagikan ke para mustahik harus berstatus ASUH (aman, sehat, utuh, halal)," katanya.