REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Perusahaan teknologi transportasi Amerika Hyperloop One bersiap membawa masa depan transportasi ke Arab Saudi melalui perjanjian kemitraan dengan Kementerian Transportasi Kerajaan.
Di bawah inisiatif tersebut, Riyadh akan menjadi pusat transportasi yang menghubungkan kota-kota seperti Jeddah dan ibu kota Uni Emirat Arab (UEA) Abu Dhabi. Kota-kota tersebut akan terhubung dengan Hyperloop yang mampu membawa 25 penumpang dengan kecepatan 1.000 Km per jam.
“Pergi dari A ke B, langsung ke tujuan dengan kecepatan pesawat terbang, tetapi di dalam tabung. Jadi, kendaraan kecil langsung menuju tujuan menggunakan tenaga elektromagnetik dan levitasi magnetik. Anda bisa sarapan di Riyadh, sholat di Makkah, kembali tepat waktu untuk makan siang, melakukan semua yang perlu Anda lakukan, benar-benar menyajikan cara baru menjadi pusat hubungan untuk seluruh wilayah Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) yang sebenarnya,” ujar Pendiri dan Kepala Teknologi Hyperloop One Josh Giegel saat menggambarkan teknologi Hyperloop, dilansir di Arab News, Jumat (17/7).
Sistem ini juga akan memungkinkan jarak sosial yang lebih aman karena penumpang bepergian dalam kelompok kecil. Teknologi ini memiliki kecerdasan buatan adaptif yang akan memungkinkan penambahan pod (tabung) jika diperlukan. Ditambah lagi, transportasi canggih ini tidak sering transit.
“Anda mengotomatisasi armada. Itu memungkinkan, jika Anda hanya membutuhkan kapasitas 50 persen dalam satu pod, itu bisa dilakukan tanpa harus menutup kursi dan hal-hal lain seperti itu,” ujar Giegel.
Kemitraan dimulai pada Februari, dan teknologi Hyperloop masih dalam pengembangan dengan pengujian yang dilakukan di Las Vegas, Nevada. Perusahaan mengantisipasi Hyperloop akan siap untuk publik pada akhir dekade ini.
https://www.arabnews.com/node/1706166/saudi-arabia