REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kerajaan Arab Saudi (KSA) telah menutup Makkah dan Madinah sejak Maret 2020 demi menghindari terpaparnya Covid-19.
Meski belum tahu kapan Arab Saudi membuka kembali ibadah umroh dan haji, pemerintah mesti mempersiapkan sejak awal penyelenggaraan ibadah haji di tengah pandemi.
"Berhaji di saat Covid-19 harus dipersiapkan sejak dini," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusup Singka saat dihubungi, Republika.co.id, Sabtu (18/7).
Eka mengatakan, tahun ini pemerintah Arab Saudi memang tidak menyelenggarakan haji secara normal dan sebelumnya telah menutup umroh. Akan tetapi, bukan tidak mungkin pelaksanaan haji dan umroh akan dibuka kembali. "Maka dari itu antisipasi pelaksanaan ibadah haji dan umroh sangat perlu disiapkan sejak awal," ujarnya.
Eka mengatakan, jamaah haji dan umroh harus benar-benar terpapar dengan pengetahuan tentang Covid-19. Bagaimana cara mencegahnya, hal ini tentunya perlu dipersiapkan mulai dari sekarang. "Ini yang harus dipersiapkan sejak awal," katanya.
Menurut dia, Kementerian Kesehatan melalui Pusat Kesehatan Haji dan Kementerian Agama mesti besama-sama meningkatkan pemahaman ini. Karena berhaji di masa Covid-19 tentu akan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
"Jika jamaah sudah paham mereka akan terbiasa dengan protokol kesehatan dan jamaah harus disosialisasikan sejak dini," katanya.
Menurut Eka, pola informasi harus dipublikasikan lewat media sosial dan sistem manasik. Salah satu contohnya sosialisasi melalu webinar demi mengurangi terpaparnya virus Covid-19. "Dan ini sudah kami laksanakan sejak Covid-19 menjadi wabah," katanya.
Untuk itu semua pihak harus bekerja sama, terutama para kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) dan juga kementerian agama sebagai leading sektor perhajian dan umroh. Berhaji di saat covid harus dipersiapkan sejak dini.