REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Mahkamah Agung Arab Saudi mengimbau warganya untuk memantau bulan sabit atau hilal Dzulhijjah pada Senin (20/7) malam. Dzulhijjah merupakan bulan di mana pelaksanaan ibadah haji berlangsung dan merupakan bulan terakhir dari kalender Islam.
Seperti dikutip dari laman Arabnews, Ahad (18/7), siapapun yang melihat hilal pada Senin setelah matahari terbenam, Mahkamah Agung Arab Saudi meminta untuk segera memberi tahu pengadilan terdekat.
Bulan Dzulhijjah tahun ini diperkirakan akan jatuh pada 21 Juli atau 22 Juli tergantung pada penampakan bulan sabit. Sedangkan puncak pelaksanaan Ibadah Haji akan dimulai pada 8 Dzulhijjah sampai 12 Dzulhijjah.
Pada 2019 lalu, ada sekitar 2,5 juta jamaah yang melakasanakan haji di Tamah Suci Makkah. Namun, jumlah jamaah yang melakukan haji tahun ini menurun secara signifikan karena munculnya pandemi Covid-19 di berbagai belahan dunia.
Pihak berwenang Arab Saudi sebelumnya telah membatasi ibadah haji tahun ini hanya untuk warga dalam negeri saja. Kebijakan ini diambil untuk memastikan keselamatan umat Islam dari seluruh negara di dunia.
Dalam pelaksnaaan ibadah haji tahun ini para jamaah diwajibkan untuk mematuhi protokol kesehatan dan selalu menjaga jarak. Jamaah yang dapat melaksanakan haji juga harus berusia antara 20 dan 50 tahun.
Di Indonesia sendiri, pihak yang berwenang menentukan awal Dzulhijjah adalah pemerintah Republik Indonesia melalui proses sidang itsbat. Kementerian Agama (Kemenag) telah menetapkan jadwal sidang isbat penetapan awal Zulhijah 1441 H pada 21 Juli mendatang.
Untuk mendukung pelaksanaan sidang isbat tersebut, Kemenag menyiapkan 84 lokasi pemantauan hilal. Hasil sidang isbat itu akan menjadi acuan pelaksanaan Idul Adha yang jatuh setiap 10 Dzulhijah.