Selasa 21 Jul 2020 02:50 WIB

Arab Saudi Siarkan Khutbah Arafah 5 Bahasa, Ada Indonesia

Arab Saudi akan menyiarkan langsung khutbah Arafah dalam 5 bahasa.

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Arab Saudi akan menyiarkan langsung khutbah Arafah dalam 5 bahasa. Jamaah haji saat wukuf di Padang Arafah, Makkah, Arab Saudi (ilustrasi).
Foto: Antara
Arab Saudi akan menyiarkan langsung khutbah Arafah dalam 5 bahasa. Jamaah haji saat wukuf di Padang Arafah, Makkah, Arab Saudi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Khutbah Hari Arafah saat pelaksanaan musim haji 1441 H akan disiarkan dalam lima bahasa, di antaranya Indonesia, Inggris, Prancis, Urdu, dan Persia. Pengumuman tersebut dibuat langsung oleh Presidensi Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci pada Ahad (29/7). 

 

Baca Juga

Wukuf di Arafah merupakan puncak ibadah haji haji yang berlangsung pada hari ke-9 Dzulhijjah. Pada hari itu, para peziarah berkumpul di dataran Gunung Arafah untuk berdoa dan berdzikir sampai matahari terbenam. Setelah itu, menuju Muzdalifah untuk bermalam di sana.  

 

 

Dilansir dari Saudi Gazette pada Ahad (19/9), khotbah juga akan tersedia di aplikasi ponsel pintar maupun di situs web kepresidenan, kata Saudi Press Agency (SPA). 

 

Proyek Arab Saudi di tahun ketiga ini, pengembangan teknis dan organisasi yang akan memungkinkan pengguna untuk mendapat manfaat dari terjemahan di situs suci.   

 

Sementara itu, Komandan Pasukan Keamanan Haji, Mayjen Zayed Al-Tawaian, dalam konferensi pers menyebutkan bahwa mereka yang melanggar akan dikenakan sanksi serta denda sebesar 10 ribu riyal Arab Saudi (Rp 37 juta). Situs-situs suci tersebut di antaranya Mina, Muzdalifah, dan Arafah. 

 

Larangan masuk ke situs-situs suci tanpa izin haji mulai berlaku pada Ahad 19 Juli 2020 atau 10 hari sebelum pelaksanan ibadah haji berlangsung. Musim haji tahun ini diperkirakan akan dimulai pada 29 Juli 2020. 

 

Konferensi pers perdana yang digelarnya ini menurut Al-Tawaian, untuk menjelaskan semua tentang rencana keamanan juga titik masuk ke Makkah dan tempat-tempat suci lainnya. Konferensi pers digelar di Markas Pusat Operasi Keamanan Seragam (911), Makkah.   

 

"Semua persiapan dan pengaturan keamanan untuk haji tahun ini telah selesai dan jamaah haji akan melakukan ibadah haji sesuai dengan langkah-langkah pencegahan yang ketat dan protokol pencegahan selama pandemi," kata Al-Tawaian dilansir dari Saudi Gazette, Senin (20/7)  

 

Dia menambahkan bahwa akan ada penjagaan keamanan lengkap di tempat-tempat suci yang mencakup pergerakan para peziarah.  

 

Asisten Komandan Urusan Haji dan Umrah, Mayjen Khaled Al-Juaid, menambahkan  bahwa hukuman untuk pelanggaran instruksi di musim haji tahun ini adalah penjara dan denda. 

 

“Sanksi akan dikenakan pada perusahaan yang mengangkut jemaah haji tanpa izin haji, dan hukumannya termasuk 15 hari penjara dan denda SR 10 ribu. Hukuman akan berlipat ganda jika pelanggaran diulang," kata Al-Juaid.

 

Seperti diketahui, pandemi Covid-19 membuat Kerajaan Arab Saudi harus memangkas kuota jamaah haji tahun ini. Arab Saudi yang biasa menerima jamaah hingga 2,5 juta kini membatasi menjadi 10 ribu jamaah. 

 

Sebanyak 10 ribu jamaah tersebut terbagi lagi, 70 persen kuota diberikan kepada pemukim di Arab Saudi sedangkan 30 persen kuota khusus  bagi penduduk asli Arab Saudi. Itupun hanya diperuntukkan bagi tenaga medis dan personel keamanan yang telah berjuang dan pulih dari Covid-19.

 

Hal tersebut dilakukan pemerintah Arab Saudi sebagai bentuk penghargaan atas jerih payah mereka dalam menjaga kesehatan berbagai segmen masyarakat selama fase perjuangan melawan pandemi. 

 

 

 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement