REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Salah satu bulan yang memiliki keistimewahan selain bulan Ramadhan adalah Bulan Dzulhijjah. Keutamaanya itu, terletak pada hari-hari kesepuluh pertama di bulan Dzulhijjah.
Umat Islam pun dianjurkan untuk melakukan puasa sunnah mulai 1 hingga 9 Dzulhijjah. Di mana pada setiapnya harinya memiliki keutamaan yang berbeda. Dikutip dari buku Hikmah dan Rahasia Puasa karya Al Ghazali, keutamaan puasa di hari ketiga Dzulhijjah ini adalah dikabulkannya doa Nabi Zakaria AS. Sehingga, barang siapa yang berpuasa pada hari itu, Allah akan mengabulkan doanya.
Lalu peristiwa apa yang terjadi pada Nabi Zakaria dan doa apa yang dipanjatkan kepada Allah SWT?
Menurut Irsyad Zulfahmi dalam bukunya Cerita Bergambar 25 Nabi dan Rosul, Nabi Zakaria merupakan paman dan wali Maryam binti Imran. Ayah Maryam wafat ketika Maryam masih di dalam kandungan ibunya. Ibu Maryam kemudian menitipkan Maryam yang saat itu masih kecil kepada Nabi Zakaria as. Ibunya berharap dengan dititipkan anaknya kepada Nabi Zakaria as, Maryam tumbuh menjadi gadis solehah.
Harapan ibunya terwujud, Maryam tumbuh menjadi gadis suci yang setiap hari selalu beribadah kepada Allah SWT di Mihrabnya di Baitul Maqdis. Ketika mengasuh Maryam, banyak hal-hal aneh terjadi. Keanehan itu membuat Nabi Zakaria as yakin bahwa Maryam berada dalam pemeliharaan Allah SWT.
Misalnya, suatu ketika Nabi Zakaria as melihat dalam mihrab Maryan terdapat banyak buah-buahan. Padahal tidak seorangpun dapat masuk ke sana, lagi pula saat itu juga tengah musim dingin.
Nabi Zakaria lantas bertanya kepada Maryam, dan Maryam mengatakan bahwa buah-buahan tersebut datang dari Allah SWT melalui malaikatnya. Dari Maryam inilah kemudian akan lahir seorang anak yang bernama Isa as, yang kemudian diangkat menjadi nabi dan rosul.
Nabi Zakaria as juga seorang pemimpin Bani Israil. Namun hingga usianya sudah sangat lanjut, beliau belum juga dikaruniahi seorang anak. Hampir di setiap saat beliau selalu berdoa. Dalam doanya beliau memohon kepada Allah SWT agar dikaruniai seorang putra, agar bisa meneruskan tugasnya, memimpin Bani Israil.
Allah SWT akhirnya mengabulkan doa dan permohonan Nabi Zakariya. Di usianya yang menapaki 90 tahun, Nabi Zakaria dikaruniahi anak laki-laki yang kemudian diberi nama Yahya.
Tak lama setelah Nabi Zakaria berdoa, malaikat memanggilnya. Malaikat tersebut memberikan kabar gembira bahwa tidak lama lagi ia akan dikaruniai seorang putra. Anak tersebut diberi langsung dari Allah SWT dengan nama Yahya.
Nabi Zakaria heran, bagaimana mungkin lahir seorang anak, sementara ia sudah tua dan istrinya pun mandul. Allah SWT memberitahu bahwa ini bukti kuasa Allah. Allah mengatakan kepadanya tentang tanda-tanda ketika istrinya akan melahirkan.
Dikatakan bahwa suatu saat, dalam tiga hari Nabi Zakaria as tidak dapat berbicara. Padahal saat itu ia dalam keadaan sehat. Jika hal itu terjadi kepadanya, Allah menyuruhnya untuk percaya bahwa istrinya hamil dan meyakini mukjizat itu datang dari Allah. Pada saat itu tiba, Nabi Zakaria hanya diperintah untuk berbicara menggunakan bahasa isyarat. Selebihnya, Nabi Zakaria hanya diminta untuk terus bertasbih kepada Allah SWT di waktu pagi dan sore.
Doa Nabi Zakaria, "..Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi-Mu seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar Doa." (RS. Ali Imran ayat 38).
Kisah permohonan Nabi Zakaria ini juga diceritakan dalam Alquran Surat Maryam, "(Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria. Yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. Ia berkata, 'Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir tentang penerusku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putra, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarva Yaqub. Dan jadikanlah ia, Ya Tuhanku, seorang yang diridhoi." (Allah Berfirman) "Hai Zakariya, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang sebelumnya kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengannya. " (QS. Maryam ayat 2-7).