REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Masjid Abu Reyhaneh di kota Na’in, Provinsi Isfahan, Iran menjalani proses rehabilitasi bangunan. Masjid yang telah berdiri sejak abad ke-18 itu perlu diperbaiki agar terus tampil cantik.
Kepala Pariwisata Provinsi Isfahan Mahmud Madanian memaparkan sebagaimana dilansir dari Tehran Times pada Selasa (28/7), banyak bagian masjid yang bersejarah mengalami kerusakan akibat kelembaban dan faktor alam lain selama beberapa tahun terakhir. Kerusakan bisa dilihat pada bagian dasar masjid.
Dewan Pengurus Masjid telah sepakat bekerja sama menjalankan proyek restorasi. Tujuannya agar nilai bersejarah masjid dapat dijaga dan dilindungi.
Na’in diklaim sebagai salah satu kota tertua di dataran Iran. Diperkirakan manusia telah membentuk peradaban disana sejak 2.000 tahun lalu. Di masa lalu, Na'in merupakan kota yang dilintasi mereka yang ingin ke Tabas dan Mashhad. Keberadaan kota Na'in penting bagi jalur perdagangan.
Tak salah jika sebagian masjid di Na’in berusia sangat tua. Selain Masjid Abu Reyhaneh, ada pula Masjid Jami Na'in yang diperkirakan sudah ada sejak abad ke-10. Masjid Jami Na'in disebut sebagai masjid awal yang berdiri di Iran. Warga setempat sangat mengapresiasi keberadaan masjid tersebut.
Na’in diketahui terletak 170 kilometer sebelah utara provinsi Yazd dan 140 kilometer sebelah timur Isfahan. Seperti halnya wilayah lain di Iran, suhu Na'in bisa mencapai 41 derajat Celsius saat musim panas dan minimal minus sembilan derajat Celsius ketika musim dingin.
Hingga hari ini, Na'in terkenal akan keindahan keramik dan tekstil buatan warganya. Karpet dan kain wool buatan tangan berkualitas tinggi bisa ditemukan disana.