REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Raja Salman memuji keberhasilan pelaksanaan ziarah haji terbatas yang dilaksanakan saat ini, Jumat (31/7). Ia juga berharap perayaan Idul Adha menandai titik balik menjelang berakhirnya pandemi Covid-19.
Dalam sebuah pesan kepada negara, yang disampaikan oleh Penjabat Menteri Media, Dr. Majid Al-Qasabi, Raja Salman memuji upaya semua pihak yang bertanggung jawab mengatur haji dan memastikan keamanan kelompok kecil jamaah yang telah dipilih secara khusus.
Jamaah telah mengambil bagian dalam tahap akhir ritual haji, bersamaan dengan umat Muslim di seluruh dunia yang merayakan Idul Adha. Perayaan Idul Adha maupun haji kali ini berbeda dari biasanya karena pandemi.
"Haji tahun ini diadakan dengan jumlah jamaah yang sangat sedikit dari berbagai negara. Haji dilaksanakan untuk menekankan perlunya memegang ritual meskipun dalam keadaan sulit," ujar Raja Salman dalam pidatonya dilansir di Arab News, Sabtu (1/8).
Ia juga menegaskan, dalam pelaksanaan haji, jamaah perlu menjaga standar keselamatan tertinggi bagi agar dapat melakukan kewajiban sebaik mungkin. Ritual haji yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur akan menjamin keamanan, keselamatan dan kenyamanan mereka.
“Kami menghargai kepercayaan tinggi saudara-saudara Muslim atas apa yang telah kami putuskan dalam hal ini," lanjutnya.
Selanjutnya, ia menyebut selalu berdoa agar semua kegiatan umat Muslim mengedepankan kukuhnya persatuan atas konsep cinta dan kebaikan. Selain itu, mengekspresikan pesan Islam yang toleran, mendorong komunikasi dan kerja sama dengan seluruh dunia untuk mencapai perdamaian dan stabilitas.
Raja Salman menunjukkan, kerja sama Saudi dan ekspatriat dalam mengikuti tindakan pencegahan Covid-19 telah berkontribusi mengurangi penyebaran virus tersebut.
Jumlah kasus Covid-19 baru di Arab Saudi telah berkurang untuk hari keenam berturut-turut. 1.686 kasus baru dicatat dalam 24 jam terakhir, serta 4.600 pemulihan baru dan 24 kematian baru.
Sekitar 1.000 jamaah yang dipilih untuk melakukan haji tahun ini, pindah dari Muzdalifah ke Mina, Jumat (31/7). Di sana, jamaah menuju ke dinding Jamarat untuk ritual lempar Jumrah, sebagai simbolis melawan iblis. Jamaah melemparkan kerikil pada dinding terbesar dari tiga pilar yang ada, dikenal sebagai Jamarat Al-Aqabah.
Selanjutnya, mereka melakukan perjalanan ke Makkah untuk melakukan Thawaf Al-Ifada. Thawaf ini merupakan salah satu rukun haji, bagian penting dari haji, di bawah langkah-langkah jaga jarak sosial yang ketat.
Peziarah laki-laki lantas mencukur atau memotong rambut mereka pada hari ketiga Haji (Idul Adha). Sementara, bagi peziarah perempuan dapat memotong ujung rambut mereka.
Kementerian Haji telah menyiapkan lokasi layanan pencukuran yang aman dari virus Covid-19 di Mina. Upaya yang dilakukan otoritas Saudi untuk memastikan kesehatan dan keselamatan peziarah mendapatkan pujian global.
Jamaah yang terpilih untuk melakukan kewajiban sekali seumur hidup itu menggambarkannya sebagai pengalaman itu luar biasa. Salah satunya yakni Ruslan Margoshvili, seorang ekspatriat Georgia yang tinggal di Kerajaan Saudi.
"Menghabiskan Idul Adha sembari melakukan haji bukan hanya satu perayaan. Itu perayaan ganda," ujarnya.
Ia juga menambahkan, sebuah hak istimewa bisa dipilih melaksanakan haji tahun ini. Meskipun dilakukan di bawah protokol kesehatan Covid-19, ia menyebut pelaksanaan haji berjalan dengan lancar.
Seorang penduduk Makedonia yang tinggal di Kerajaan Saudi, Hamide Halimi, meninggalkan putri dan suaminya di Riyadh untuk melakukan haji pertamanya.
"Merayakan Idul Fitri saat haji adalah hal yang istimewa bagi saya. Terutama karena ini adalah pertama kalinya. Namun, pengalaman yang saya peroleh lebih dari yang saya bayangkan," kata dia.