REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Jamaah haji terbatas 2020 resmi menuntaskan ritual haji pada Ahad (2/8). Mereka lalu kembali ke kediaman masing-masing untuk karantina mandiri sekaligus tes covid-19 sebelum bisa bersosialisasi lagi.
Namun para peserta haji 2020 tetap mengenakan gelang khusus selama dua pekan berlangsungnya karantina mandiri. Tujuannya agar pemerintah bisa memantau pergerakan mereka yang berarti jangan sampai melanggar karantina mandiri. Guna melakukan fungsi tersebut, gelang dilengkapi GPS. Setelah karantina dan tes Covid-19 tuntas, jamaah boleh melepaskan gelangnya.
Dilansir dari Al Arabiya, Saudi sebenarnya sudah mengenalkan teknologi gelang canggih bagi jamaah haji sejak 2016. Penggunaan gelang itu ditujukan terutama untuk keselamatan jamaah haji selama menunaikan ibadah di Tanah Suci.
Saudi tercatat memutuskan penerapan gelang bagi jamaah haji sejak musibah haji di tahun sebelumnya. Peristiwa itu menyebabkan banyak jamaah haji yang tengah lempar jumrah di Mina meninggal karena bertabrakan.
Gelang tersebut berisikan informasi personal dan medis dari tiap jamaah haji yang menggunakannya. Dengan demikian otoritas Saudi dapat menyediakan perawatan terbaik sekaligus melakukan identifikasi jika hal buruk terjadi.
Gelang itu juga memudahkan jamaah haji karena menyediakan fitur waktu ibadah, arah kiblat, panduan jalan dan bantuan multi bahasa. Jamaah yang lupa doa atau bentuk ritual ibadah haji dapat memanfaatkan fitur tersebut.
Jika hujan deras terjadi, jamaah haji tak perlu takut gelang akan rusak. Sebab otoritas Arab Saudi memastikan gelang canggih itu anti air.