REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Pengelola Taman Wisata Candi Borobudur berharap kuota 2.500 pengunjung pada masa adaptasi kebiasaan baru bisa dinaikkan. Kunjungan wisatawan Candi Borobudur di akhir pekan hampir menyentuh batasan angka tersebut.
"Dengan kuota tersebut berarti, setelah pengunjung mencapai 2.500 orang dalam satu hari, pengunjung di belakangnya sudah tidak bisa masuk, tentu hal ini akan membuat kecewa," kata General Manager Taman Wisata Candi Borobudur I Gusti Putu Ngurah Sedana, Jumat (4/9).
Oleh karena itu, ia akan berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk menambah kuota pengunjung tersebut. Ia menyebutkan terutama pada Sabtu dan Ahad pengunjung cukup banyak, pernah mencapai 2.477 orang.
Menurut dia guna mengantisipasi jika terjadi kelebihan tersebut sebaiknya kuota kunjungan ditambah. "Jangan sampai pengunjung yang sudah jauh-jauh datang ke sini tidak bisa melihat Candi Borobudur dari dekat, tentu akan kecewa," katanya.
Selain itu, Putu juga akan berkoordinasi dengan Balai Konservasi Borobudur (BKB) agar pengunjung yang selama masa adaptasi kebiasaan baru ini hanya bisa menyaksikan dari halaman, bisa naik ke candi paling tidak sampai ke lantai tiga. Ia menyampaikan sudah ada SKB Menteri Pariwisata dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan terkait protokol ksehatan di tempat-tempat wisata terbuka seperti museum dan candi.
"Oleh karena itu, kami berharap pengunjung bisa naik ke candi minimal di lantai 1, 2, dan lantai 3 yang notabene tidak ada pegangan tangan di lantai tersebut sehingga masih aman terkait dengan protokol kesehatan," katanya.
Putu menyampaikan akan koordinasi dengan BKB, mungkin untuk pengaturan pengunjung naik ke candi alur masuknya dari pintu timur dan utara. "Pengunjung masuk dari pintu timur keluar di pintu selatan dan yang masuk dari pintu utara keluarnya di pintu barat sehingga pengunjung tidak ketemu di lorong-lorong candi, jadi pengunjung tetap mengalir satu arah begitu saja," katanya.