REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Thailand benar-benar serius menggarap pasar halal dunia. Meski tidak berpenduduk mayoritas Muslim, inovasi halal di Thailand terus menggeliat. Thailand sempat mengumpulkan sekitar 5.000 delegasi dari berbagai dunia untuk berpartisipasi dalam Majelis Halal Thailand 2014.
Bertempat di Convention Centre Bangkok, Hotel Grand Centara di Central World, 28-30 Desember mendatang, Thailand ingin menimba pengalaman tentang standar halal dunia. Di balik kerja besar Halal Science Center dari Universitas Chulalongkom, Dewan Islam Thailand, dan Institut Standar Halal Thailand tersebut, ada nama putra Indonesia, Prof Winai Dahlan. Cucu pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan ini menjadi pelopor seminar internasional ini.
Seperti dikutip dari HalalFokus.net, Direktur Pusat Sains Halal Thailand ini menyebut ingin mengjangkau lebih luas pasar halal dunia. "Kami telah mengundang para eksekutif senior dari seluruh dunia, termasuk negara maupun organisasi Islam," ujar Dahlan. Ia mengatakan, ada semangat untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan mereka sehingga ratusan ribu produk dan jasa halal Thailand akan menjadi lebih baik.
Acara ini meluncurkan Thailand Diamond Halal (TDH) sebagai bentuk tindakan serius Thailand memperluas jangkauan produk dan jasa halal. TDH dijadikan sebagai konsep brand yang digunakan oleh semua produk dan jasa halal yang bersumber dari Thailand, baik yang tersebar di dalam negeri maupun yang di ekspor.
Selain peluncuran TDH, acara internasional ini juga menyediakan satu sesi yang akan dikhususkan untuk konferensi pariwisata halal serta perhotelan dan pariwisata medis halal. Mencakup pula konferensi ilmiah dan lokakarya untuk membantu peserta delegasi berbagi pengetahuan tentang kemajuan di negara-negara Islam lainnya. Baik di Asia maupun di Afrika, termasuk Muslim minoritas dari Afrika Selatan, India, Rusia, Inggris, Singapura, dan Selandia Baru.
"Saat ini ada sekitar 6 juta Muslim di Thailand dan kita adalah minoritas. Oleh karena itu, kita memiliki tanggung jawab yang sangat besar dalam membantu membangun Thailand yang kuat," ujar Direktur Institut Standar Halal Thailand Dr Pakom Piyakorn.
Ia melanjutkan, kontribusi yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan sertifikasi standar halal Thailand. Diharapkan, tahun depan produk dan layanan halal akan jauh lebih dikenal, tak hanya di ASEAN tapi di seluruh dunia.`
Guna menyukseskan hal itu, Kerajaan Thailand memberikan dukungan kuat dalam kegiatan ini. Mengingat besarnya manfaat yang diperoleh dalam pelaksanaan integrasi sosial, budaya, dan ekonomi ASEAN, yang akan terlaksana pada 2015 mendatang.
Pasalnya, komuntas ASEAN berkisar sendiri 650 juta penduduk dari 10 negara dan sekitar 46 persennya adalah Muslim. Hal itu merupakan pasar yang besar yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Muslim Thailand.
"Kami menyambut baik semua delegasi yang berkontribusi dalam event penting ini. Hal ini akan sangat penting dalam menuju integrasi ASEAN," ujar Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand, Thawatchai Arunyik saat itu.
Selain itu, lanjut ia, acara ini penting guna meningkatkan intraregional dan membantu Thailand menarik lebih banyak pengunjung dari dunia Islam untuk berlibur maupun perjalanan bisnis. Keseriusan Thailand ini bisa menjadi sinyal bagi negara-negara Muslim di Asia Tenggara seperti Indonesia dan Malaysia setelah komunitas ASEAN dibuka tahun depan.
*Artikel ini telah dimuat di Harian Republika, Jumat, 19 Desember 2014