REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR — Halal Development Corporation (HDC) menyatakan untuk tetap menggelar Konferensi Halal Dunia (WHC) ke-12 pada awal Oktober 2020 ini. Sehubungan dengan pandemi Covid-19 yang masih ada, pelaksanaan acara tersebut akan diadakan secara virtual dan fisik.
“WHC 2020 akan menjadi konferensi virtual hybrid. Pembatasan perjalanan secara global membuat kedatangan ke tempat tersebut tidak mungkin; dengan demikian, platform virtual akan memungkinkan kami untuk melanjutkan konferensi dengan menyertakan mitra global, delegasi, dan peserta. Dan akan ada pertanyaan real-time online selama sesi, "kata Chief Executive Officer HDC, Hairol Ariffein Sahari dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Bernama Selasa (8/9).
Dirinya menambahkan, topik acara itu akan fokus pada skenario pasca Covid-19. Tak hanya itu, menurutnya, konferensi tersebut juga akan menampilkan komponen untuk memberdayakan masyarakat demi mendorong ekonomi di masa pemulihan. Khususnya, tentang panel industri konsumsi dan produksi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi halal melalui keuangan Islam.
WHC2020, kata dia, juga menjadi wadah tentang bagaimana sektor halal harus mengatasi dampak ekonomi akibat pandemi. Terlebih, dengan menggunakan digitalisasi yang diintensifkan, dari transisi ke Ekonomi Dunia Baru.
Sahari mengatakan, konferensi yang akan diadakan secara online dan offline di Malaysia International Trade and Exhibition Center (MITEC) itu diharapkan bisa diluncurkan oleh Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin. Selain dari sambutan oleh Menteri Senior serta Menteri Perdagangan dan Industri Internasional, Datuk Seri Mohamed Azmin Ali.
Sebagai platform untuk jaringan internasional, Konferensi Halal Dunia juga ditujukan bagi kepala pemerintahan, cendekiawan, wirausahawan, dan pemimpin industri untuk mengeksplorasi peluang dan tantangan yang berkaitan dengan Ekonomi Halal, yang menetapkan arah bagi industri Halal untuk bergerak maju.
Dalam acara yang akan digelar itu, HDC optimis dengan partisipasinya di WHC2020 dan mengharapkan sekitar 300 delegasi yang diundang di MITEC bisa sesuai dengan SOP yang diberlakukan oleh pemerintah. Jumlah itu belum termasuk dari 1.500 delegasi virtual lainnya.