REPUBLIKA.CO.ID,YAMAN -- Terletak di lembah pegunungan, Sana'a Tua berdiri sejak sekitar 2.500 tahun yang lalu. Lebih dari 6.000 rumah dibangun sebelum abad kesebelas. Warisan agama dan politiknya kaya, dengan 103 masjid dan empat belas pemandian. Dan untuk waktu yang lama, itu adalah pusat komersial bagi orang Yaman, dengan lusinan pasar tradisional.
Dilansir dari Carnegie Middle East Center, Rabu (16/9), terdapat pasar barang antik utama dan tersibuk di kota tua yakni Pasar Souq al-Moulah. Orang Sanani lebih memilih untuk membeli kebutuhan mereka di sini, demikian juga orang Yaman. Di sini terdapat perak, tekstil, dupa, kopi, dan barang berharga lainnya.
Bagi Sananis, arsitektur kota tua merupakan bagian dari identitas dan sejarah kekeluargaan mereka. Namun, selama dekade terakhir, banyak dari sejarah ini telah hilang, dan apa yang tersisa perlahan-lahan menghilang. Pada Juli 2015, UNESCO menambahkan kota bersejarah itu ke dalam daftar situs warisan dunia dalam bahaya. Kerusakan yang disebabkan oleh banjir bulan lalu hanyalah bukti terbaru dan paling terlihat dari ini. Ini melambangkan dan menambah cedera pada tahun kehancuran akibat kekuatan konflik, pengabaian, dan pengabaian. Rumah penyair terkenal Yaman Abdullah al-Bardoni ikut hancur dalam musibah tersebut.
Hujan lebat melanda Sana'a Tua dengan sangat deras karena postur kota yang sudah menyedihkan yang dilanda perang. Menurut laporan awal UNESCO, arus deras mengepung 111 rumah baik seluruhnya atau sebagian. Satu laporan berita lokal sekarang menyebutkan jumlah bangunan dan rumah yang rusak sekitar 1.000. Sementara beberapa penduduk menjadi tunawisma, melarikan diri dari air yang naik, yang lain menolak untuk pergi meskipun mengetahui bahwa dinding dan atap yang tidak stabil dapat runtuh setiap saat.
Dan yang terburuk akan datang jika musim hujan terus berlanjut di lintasan saat ini. Jumlah bangunan yang rusak dan keluarga yang terkena dampak akan meningkat secara dramatis. Mengingat kondisi ekonomi yang buruk di Yaman, sebagian besar penduduk tidak akan dapat membangun kembali rumah mereka, menambah ratusan ribu orang Yaman yang terlantar akibat perang dan berisiko terkena penyakit.