REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Setelah melakukan “assesment” verifikasi protokol kesehatan untuk tiga bidang jasa usaha pariwisata yaitu akomodasi, jasa makanan dan minuman, serta objek dan daya tarik wisata, Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta akan melakukan verifikasi untuk MICE.
“Jumlah bidang usaha jasa pariwisata yang masuk dalam ‘assesment’ verifikasi protokol kesehatan akan terus kami tambah. Salah satunya untuk MICE,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Maryustion Tonang di Yogyakarta, Ahad (27/9).
Secara keseluruhan, terdapat total 13 bidang usaha jasa pariwisata yang ditetapkan pemerintah, namun hanya ada sembilan bidang usaha yang ada di Kota Yogyakarta.
Menurut dia, tingkat kesulitan untuk melakukan verifikasi protokol kesehatan untuk bidang MICE atau meetings, incentives, conferences and exhibitions, akan lebih rumit dibanding verifikasi untuk tiga bidang usaha pariwisata yang selama ini sudah dijalankan.
Namun demikian, Maryustion mengatakan, kebutuhan verifikasi protokol kesehatan untuk MICE sangat dibutuhkan oleh pelaku usaha. Salah satu syarat yang harus dipenuhi, lanjut dia, adalah kepemilikan stiker verifikasi protokol kesehatan, terutama jika kegiatan MICE tersebut digelar di hotel.
“Pelaku usaha mengatakan, banyak penyelenggara acara yang selalu menanyakan apakah hotel tersebut sudah memiliki stiker dan verifikasi protokol kesehatan. Jika belum memiliki, maka biasanya penyelenggara tidak mau menggelar kegiatan di tempat tersebut. Oleh karenanya, verifikasi protokol kesehatan ini sangat penting. Surat verifikasi ini seperti ijazah,” katanya.
Melalui pemberian surat verifikasi protokol kesehatan, Maryustion berharap, kegiatan ekonomi di Kota Yogyakarta yang mengandalkan sektor pariwisata tetap berjalan dan tidak menjadi klaster baru penularan virus Corona.
“Kami berharap, lokomotif ekenomi berjalan tetapi aspek kesehatan juga tidak ditinggalkan. Berjalan beriringan. Kuncinya adalah disiplin protokol kesehatan,” katanya.
Jika di suatu destinasi wisata muncul kasus terkonfirmasi positif Covid-19, seperti di Malioboro, Maryustion berharap, komunitas atau pelaku usaha di tempat tersebut mematuhi berbagai anjuran pemerintah.
“Tujuannya agar penularan kasus bisa dicegah, tidak semakin meluas kemana-mana. Misalnya, saat diminta libur, maka libur dulu. Lebih baik mundur satu langkah tetapi bisa maju beberapa langkah lagi,” katanya.