REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Bina Haji Kementerian Agama (Kemenag), Khoirizi H. Dasir, memberikan pesan tambahan kepada pembimbing jamaah. Pembimbing diminta membekali jamaahnya dengan iman saat menunaikan ibadah haji atau umroh ke Tanah Suci.
Ia menyebut, menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019, Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) merupakan satu-satunya lembaga yang memiliki kewenangan melakukan pembinaan kepada jemaah haji dan umrah.
“Kita semua memiliki kewajiban ini (pembinaan). Walaupun di dalam UU mengatakan kewenangan pembinaan kepada masyarakat terhadap pembinaan haji dan umrah dilaksanakan kepada lembaga yang namanya KBIHU,” kata Khoirizi dalam keterangan yang didapat Republika, Selasa (29/9).
KBIHU diminta untuk berkomitmen memberikan pembinaan manasik secara maksimal. Lembaga ini juga dituntut membekali jamaah haji dengan iman, agar mengantarkan jamaah haji dan umrahnya mencapai haji dan umrah mabrur.
Agar mendapatkan ibadah haji dan umroh yang mabrur, maka perlengkapan dan persiapan harus dilakukan dengan matang. "Mana mungkin kita bisa menggapai haji mabrur atau umroh mabrur sementara ibadahnya belum kita siapkan secara matang, jalannya belum lengkap,” ujarnya.
Perjalanan ibadah haji, lanjut Khoirizi, bukan sekedar jalan-jalan. Bekal yang dibawa bukan hanya uang maupun pakaian yang cukup.
Seseorang yang berangkat untuk menunaikan ibadah haji atau umrah harus memiliki iman yang cukup. Dengan iman yang kuat, sıfat akhlakul karimah seorang jamaah haji dapat membentuk watak manusia.
“Karena ibadah haji dan ibadah umrah bukan travelling biasa, tidak seperti kita mau ke Singapura, Malaysia atau ke Dubai yang penting bekal yang banyak uang, pakaian cukup,” lanjut Khoirizi.