REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah RI telah melakukan komunikasi dengan pemerintah Arab Saudi menyoal dibukanya kembali ibadah umroh. Sebelumnya, Saudi mengumumkan akan mengizinkan warga negaranya dan ekspatriat yang tinggal di negara tersebut dapat menunaikan ibadah umrah mulai 4 Oktober mendatang.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI Teuku Faizasyah mengatakan, bahwa Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi telah melakukan pembicaraan dengan Menlu Arab Saudi Faisal bin Farhan soal masalah ini.
"Menlu Retno telah menyampaikan harapan agar Indonesia dimasukkan dalam daftar negara yang warganya diizinkan melakukan ibadah umroh," ujar Faizasyah dalam jumpa media pekanan Kemenlu secara virtual, Rabu (30/9).
Komunikasi tersebut dilakukan intensif berkelindan dengan rencana Saudi yang akan mengizinkan kembali penyelenggaraan umroh setelah terhenti beberapa bulan karena pandemi Covid-19 di seluruh dunia termasuk tempat suci umat Muslim.
Sejak pengumuman Saudi, pemesanan atau reservasi jamaah umroh tahap pertama yang akan berlangsung selama 10 hari telah selesai. Sebanyak 16 ribu warga Saudi dan ekspatriat mendaftar melalui aplikasi pendaftaran yang diluncurkan Kerajaan Saudi.
"Reservasi 10 hari pertama bagi calon jamaah umrah telah selesai," kata Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Muhammad Saleh Benten, dalam Al Arabiya TV, Selasa (29/9) dikutip laman Republika.id. Benten mengungkapkan, selama rentang waktu tersebut ada 16 ribu orang yang melakukan pendaftaran di jam-jam pertama meluncurkan aplikasi I'tamarna.
Kementerian mengembangkan aplikasi tersebut untuk mereka yang ingin mengunjungi Makkah dan Madinah untuk melakukan umrah, ziarah, dan shalat di Dua Masjid Suci. Termasuk juga untuk mengatur waktu ibadah mereka, merencanakan perjalanan sebelumnya, dan memesan layanan opsional dengan cara yang menjamin pencegahan untuk mencegah virus korona.
Benten menambahkan, pembukaan ibadah umrah ini akan berlangsung dalam tiga tahap. Tahap pertama akan memungkinkan 6.000 jamaah setiap hari dan akan dibagi menjadi 12 kelompok dalam 24 jam masing-masing terdiri dari 500 jamaah.
Pelaksanaan ibadah umrah kala pandemi ini juga akan berbeda, pelaksanaanya akan mempertahankan langkah-langkah jarak sosial dengan bantuan pihak berwenang untuk memastikan jamaah menerima pelayanan yang sama dengan jamaah haji.