REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Kementerian Haji dan Umrah Saudi menyatakan keberhasilan hari pertama umroh, Ahad (4/10). Saudi memutuskan melanjutkan umrah setelah sekitar tujuh bulan ditangguhkan karena wabah virus Covid-19.
Dilansir di Asharq Al-Awsat, Senin (5/10), Kementerian mengumumkan tidak ada infeksi maupun pelanggaran kesehatan yang dilaporkan, pada hari pertama dimulainya kembali umroh di Makkah.
Arab Saudi mengizinkan warga dan penduduknya mulai melakukan umroh dengan kapasitas 30 persen, atau 6.000 jemaah sehari. Izin ibadah umroh akan terbuka untuk Muslim dari luar negeri mulai 1 November.
Wakil Menteri Haji dan Umrah Abdulfattah bin Sulaiman Mashat, mengatakan semua pihak berwenang yang terlibat dalam penyelenggaraan umroh, berhasil melaksanakan rencana yang disusun di tengah keadaan luar biasa akibat pandemi. Nol infeksi yang dilaporkan, ditujukan pada keberhasilan dan upaya pihak terkait dalam menjaga kesehatan dan keamanan jamaah. Langkah-langkah kesehatan ketat yang telah diadopsi sejak jamaah tiba di lima pusat pertemuan, juga menjadi salah satu faktor keberhasilan.
"Kerja sama inilah yang memungkinkan hari pertama umroh berlalu dengan lancar dan tenang," kata dia.
Dengan mengorganisir jamaah di pusat-pusat pertemuan, dinilai memungkinkan penyelenggara melakukan verifikasi izin mereka secara akurat. Tak hanya itu, pihak berwenang dapat melakukan pelacakan selama mereka tinggal di Makkah.