Rabu 07 Oct 2020 23:52 WIB

Masjid Agung Cimahi Mengakomodasi Berbagai Kepentingan Umat

Masjid ini dibangun saat Kota Cimahi hanya sebuah kampung bernama Cilokotok.

Masjid Agung Cimahi Mengakomodasi Berbagai Kepentingan Umat (ilustrasi).
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Masjid Agung Cimahi Mengakomodasi Berbagai Kepentingan Umat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,CIMAHI -- Dinding kelas yang didominasi warna hijau dan kuning nampak serasi dengan kecerian anak-anak di dalam ruangan tersebut. Kursi-kursi dan meja-meja yang berwarna-warni ikut menye m arakkan keceriaan di dalam kelas.

Pada masing-masing kursi, beberapa anak yang usianya 8 tahun, terlihat asyik bersenda gurau dengan kawan-kawan nya. Mereka menunggu giliran dipanggil untuk membaca Al quran.

Meski keadaan di dalam kelas be gitu berisik, ibu guru yang sedang mengetes anak didiknya satu persatu, tampak tak terganggu de ngan keadaan tersebut. Begitu lah suasana sebuah kelas di lantai dua gedung dua yang terletak di sebelah utara Masjid Agung Kota Cimahi, setiap sore.

Mulai pukul dua hingga empat, kelas tersebut digunakan sebagai Taman Pelajaran Alquran (TPA) Abu Nasir. TPA itu, ha nya lah satu di an tara sekian ba nyak kegiatan yang diselenggarakan Dewan Keluarga Masjid (DKM) Masjid Agung Kota Cimahi, untuk memakmurkan umatnya.

"Sejak awal, kami memang berkeinginan untuk memamurkan masjid lewat banyak cara. Kami ingin menjadikan Masjid Agung Ci mahi ini sebagai mas jid yang me gah, nyaman, menenangkan un tuk beribadah, dan bermanfaat ba gi umat," ujar H Endang Djadjuli, ketua Nadzir Masjid Agung Kota Cimahi.

Selain TPA, fungsi pendi dikan aga ma di masjid ini, di ja lankan melalui program Rau dhatul Athfal Ar-Rahmi se tiap pa gi. Program ini di khususkan untuk membina pen didik an anak usia dini (PAUD).

Tak hanya itu, masjid inipun secara rutin menyelenggarakan majelis taklim. Setiap hari, tutur Endang, sekitar 300 muslim mengikui majelis taklim yang digelar setiap pukul 07.00 WIB hingga 12.00 WIB. Beberapa kelompok umat Islam, secara bergiliran menjadi penyelenggara.

Kelompok yang dimaksud adalah Persatuan Islam (Persis), Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Math laul Anwar. Mas jid ini adalah salah satu masjid yang meng akomodasi begitu banyak umat yang beragam, ujarnya.

Meski Masjid Agung Kota Cimahi menerima bantuan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Dae rah (APBD), menurut Endang, sumbangan-sumbangan dari umat tidak pernah berkurang. Dana ke mak muran mesjid pun diperoleh dari Koperasi Masjid Agung Kota Cimahi (Komat) yang terletak di sebelah utara gedung dua.

Kope rasi ter sebut men jual beraneka ra gam barang da gangan mulai dari sem bilan bahan pokok hingga buku-buku Islami. Sementara di gedung 1 yang terletak berdampingan de ngan gedung 2, digunakan sebagai area perkantoran.

Majelis Ulama In do nesia (MUI), Dewan Mas jid Indonesia (DMI) Kota Cimahi, dan tentu saja DKM Mas jid Agung Kota Cimahi memiliki ruangannya masing-masing.

Salah satu kendala yang se dang kami tanggulangi adalah ma salah suara di dalam masjid. Sound system-nya kurang maksimal, tutur Endang. Endang yang kini berusia 83 tahun menuturkan, Masjid Agung Kota Cimahi dibangun sekitar tahun 1800-an saat Kota Cimahi ha nya sebuah kampung bernama Cilo kotok.

Masjid ini, berdiri di atas ta nah wakaf Almarhum H Abu Nasir. Awalnya, masjid ini dibuat dalam bentuk rumah panggung dengan konstruksi tiang yang terbuat dari bambu. Seiring waktu, kondisi mas jid direnovasi sedikit demi se di kit hingga akhirnya tiang-tiang bambu itu terbuat dari beton. Seingat Endang, pada 1979, masjid ini secara resmi bernama Masjid Agung Kota Cimahi.

Dulu, masjid ini sempat hendak be rubah nama menjadi Masjid Be sar Kota Cimahi. Namun Endang menolak secara tegas. Bagai ma na pun, dari sejak saya kecil, nama mas jid ini ya Masjid Agung Ci mahi. Itu sudah tidak bisa diganggu lagi, tegasnya.

Kini, di atas tanah seluas 6.200 me ter persegi, masjid tersebut terlihat megah dengan dua menara di sebelah tenggara dan timur laut. Kesan megah pun tampak dari gerbang masuk masjid yang berupa leng kungan. Di sebelah timur mas jid terdapat sebuah pendopo yang sering digunakan umat untuk ber santai sejenak dari rutinitas keseharian.

Rega Parama (23 tahun) salah seorang jamaah yang ditemui di pen dopo masjid menilai, kebera da an masjid bercat kuning ini sa ngat nyaman. Langit-langitnya tinggi sehingga kalau kita di dalam masjid rasanya benar-benar sejuk.

Begitu pula di pendopo ini, anginnya segar, pas buat meluruskan kaki sebentar sebelum melanjutkan perjalanan, ujar Rega yang beristirahat sejenak untuk shalat Ashar sebelum melanjutkan perjalanannya ke Cianjur dari Bandung.

Bagi Anda yang kebetulan melintasi Kota Cimahi, tak ada salahnya menikmati ketenangan dan ke sejukaan dalam melaksanakan ibadah di Masjid ini. Pintu masjid akan selalu terbuka 24 jam bagi umat yang ingin beristirahat se je nak setelah perjalanan jauh.

 

*Artikel ini telah dimuat di Harian Republika, Kamis, 07 April 2011

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement