REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Pembukan umroh kembali di tengah pandemi untuk jamaah internasional belum resmi dibuka. Walaupun nantinya tanggal 1 November, umroh fase ketiga dibuka untuk jamaah internasional. Namun, pemerintah Arab Saudi belum memberi penjelasan lebih lanjut.
Kendati belum ada kepastian sampai sekarang, beberapa iklan biro umroh telah bermunculan. Menyikapi hal tersebut, Ketua Serikat Penyelenggara Umroh dan Haji Indonesia (Sapuhi), Syam Resfiadi mengatakan sudah dilakukan imbauan untuk tidak menerima pendaftaran umroh saat ini.
“Alhamdulillah kita kemarin baru webinar dengan anggota. Tidak semua hadir, dari 250 yang hadir 152. Yang hadir sudah kita informasikan bahwa pemerintah atau departemen agama masih melarang secara preventif untuk menerima pendaftaran umroh,” kata Syam saat dihubungi Republika, Jumat (9/10).
Lebih lanjut, Syam menjelaskan yang dikhawatirkan akan hal ini, keberangkatan umroh yang belum jelas namun uangnya sudah digunakan dahulu. Sedangkan saat waktu keberangkatan nanti tiba, bisa jadi harganya berubah dan terjadi salah hitung yang berakibat fatal, seperti gagal berangkat.
Respon yang diterima oleh anggotanya baik. Menurut Syam, mereka mengerti karena dalam webinar itu terdapat forum tanya jawab. Bahkan diskusi berlanjut sampai Whatsapp Group. Kelanjutan diskusi tersebut malah tidak membahas terkait iklan, namun bagaimana mereka menghadapi new normal dari segi keuangan dan operasional.
Jika ada anggotanya yang tetap membuat iklan pendaftaran umroh, Syam menyebut itu sudah sepatutnya tanggung jawab anggota. “Masalah mereka tetap melakukan, ya itu urusan masing-masing. Kita kan membina, membantu, dan meningkatkan kemampuan anggotanya. Kalau pengawasan atau menjatuhi hukuman bukan kewenangan kita. Sudah ada yang mempunyai ranah masing-masing,” ujar dia.
Dengan beredarnya masalah iklan umroh di media apapun, kata dia orang tersebut tidak paham betul mengenai intruksi dari departemen agama. Tindakan itu juga dinilai seperti menyolong start, karena fase ketiga umroh tanggal 1 November nanti belum pasti. “Masih nunggu proses dari Oktober sampe akhir Oktober, apakah berjalan dengan baik di Arab Saudi. Pekan ini bagus-bagus saja,” ujar dia.
Meski begitu, kasus Covid-19 di Arab Saudi mengalami kenaikan walaupun tidak dalam jumlah yang besar. “Ada kenaikan, nah itu kan yang diantsiapasi pemerintah Arab Saudi karena orang lokal dulu yang mudah terpantau. Kalau mereka memasang iklan ya tanggung jawab sendiri. Jika ada apa-apa pihak terkait yang ambil tindakan,” jelas dia.