REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH--Anggota Komite Nasional Haji dan Umrah, Hani al-Omairi, mengumumkan kebijakan dan perubahan lain pada umroh serta haji, kemarin. Berdasarkan keterangan, kuota ibadah umroh akan diberikan pada 250 ribu orang di Arab Saudi mulai 18 Oktober.
Mengutip Alarabiya Rabu (14/10), langkah tersebut akan menandai fase kedua dari dimulainya kembali ibadah haji dan umroh secara bertahap. Utamanya, yang berlangsung di Makkah dan Madinah, menyusul penutupan sementara karena virus corona.
Menurut al-Omairi, para jamaah akan diizinkan mengunjungi Raudah - ruang tempat Nabi Muhammad dimakamkan, dan area masjid tua di Masjid Nabawi di Madinah.
Sambungnya, lebih dari 600 ribu orang juga akan diberikan izin untuk shalat di Masjidil Haram. Namun demikian, jamaah tetap harus mendaftar di aplikasi Eatmarna untuk mendapatkan izin jika hendak melakukan umrah dan mengunjungi Masjidil Haram ataupun Raudah.
Lebih lanjut, sejauh ini hanya warga negara dan penduduk di Arab Saudi yang diizinkan mengunjungi Dua Masjid Suci di Makkah dan Madinah. Namun, al-Omairi mengonfirmasi pengumuman sebelumnya bahwa jemaah umroh asing akan diizinkan berkunjung mulai 1 November.
Terkait hal tersebut, pihak berwenang akan segera mengumumkan negara mana saja yang diizinkan mengirim jamaah umroh. Lebih jauh, dalam pelaksanaan ibadah umroh itu, setiap kelompok hanya diberi waktu tiga jam untuk menyelesaikannya. Jamaah juga tidak diperkenankan mendekati Ka'bah dan Hajar Aswad.
Untuk mengantisipasi segala kejadian, Masjidil Haram akan disterilkan 10 kali setiap hari. Sedangkan air Zamzam akan dibagikan dalam kemasan botol. Tak hanya itu, tim medis akan ditempatkan di beberapa area di sekitar halaman dan ruang isolasi dan pemeriksaan medis untuk mengantisipasi corona.