IHRAM.CO.ID,ABU DHABI -- Masjid Syekh Zaid ini memiliki madrasah dan perpustakaan publik. Perpustakaan berlokasi di dekat menara sebelah timur laut masjid ini. Perpustakaan tersebut dibuka untuk umum dan memiliki koleksi yang cukup variatif dan kaya.
Di antaranya adalah, kitab-kitab sastra klasik, majalah, serta buku-buku nonfiksi dengan beragam topik: Islam, sains, budaya, kaligrafi, dan sosial. Selain buku, perpustakaan Masjid Syekh Zaid juga menampilkan koleksi benda-benda historis, semisal koin-koin kuno (di antaranya ada yang berusia lebih dari dua abad), naskah, dan porselen.
Untuk menampilkan nuansa keberagaman, koleksi perpustakaan tersebut berasal dari penjuru wilayah dunia dan beragam bahasa. Dari Arab, Inggris, Prancis, Italia, Spanyol, Jerman, hingga Korea.
Khususnya di masa liburan atau akhir pekan, Masjid Syekh Zaid cukup ramai dikunjungi para turis. Mereka dapat dengan leluasa masuk ke dalamnya dan mengambil gambar atau ikut beribadah bagi yang Muslim.
Hal itu dengan catatan bahwa para turis mengenakan pakaian yang sopan serta melepas alas kaki begitu memasuki ruang shalat. Masjid ini terbuka bagi non-Muslim yang mematuhi kaidah-kaidah tersebut.
Masjid ini berdiri atas inisiatif mantan presiden Uni Emirat Arab Syekh Zaid bin Sultan al-Nahyan (wafat 2004). Darinya pula nama masjid tersebut berasal. Masjid yang terletak di daerah pantai ini merupakan masjid resmi negara. Acara-acara kerajaan UEA mengambil tempat di Masjid Syekh Zaid, khususnya yang berkaitan dengan ritual Islam.
Masjid Syekh Zaid merupakan masjid yang terbesar seantero UEA. Luas kompleks masjid ini mencakup 12 hektare. Secara keseluruhan, kompleks rumah ibadah ini dapat menampung sekitar 41 ribu jamaah. Bangunan masjid ini didominasi warna putih. Namun, corak yang tampil merupakan perpaduan antara Timur dan Barat. Para arsitek dan seniman yang terlibat dalam pembangunan Masjid Syekh Zaid berasal dari mancanegara.