Selasa 20 Oct 2020 08:05 WIB

Destinasi Wisata di Iran yang Menakjubkan (Bagian 3)

Di Iran, ada banyak pilihan destinasi wisata yang bisa dikunjungi

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Esthi Maharani
Mausoleum Oljaytu
Foto: Tehran Times
Mausoleum Oljaytu

IHRAM.CO.ID, TEHRAN -- Sebagian besar calon pelancong pada umumnya mengenal kota tertentu seperti Isfahan, Yazd dan Shiraz sebagai tujuan  pariwisata di Iran. Padahal, hampir di setiap sudut tanah kuno itu adalah rumah bagi berbagai daya tarik menakjubkan.

Di Iran, ada banyak pilihan destinasi wisata yang bisa dikunjungi di antaranya, pasar labirin berdebu, monumen berusia berabad-abad, pemandangan yang penuh warna, gurun yang terik, pegunungan yang tertutup salju, dataran tinggi vulkanik yang terkikis, kastil yang telah lama ditinggalkan, lembah sungai kuno, tempat ibadah yang misterius, dan tentunya orang-orang yang ramah dan bersahabat.

Berikut beberapa situs di Iran barat, yang dipilih dengan baik oleh Lonely Planet, bagi orang yang ingin merasakan keindahan tersembunyi di Iran, seperti dilansir di Tehran Times, Senin (19/10):

7. Qal’eh Babak

Babak Khorramdin bertengger di benteng abad ke-9 yang megah di tebing berbatu di pegunungan jauh di utara, jauh di atas kota Kaleybar. Saat ini, Kastil Babak dapat dicapai dengan beberapa jam pendakian dari desa di bawah. Pendekatan terakhir di tangga batu yang berkelok-kelok melalui celah batu di atas tebing terjal adalah Tolkien murni.

Pemandangan 360 derajat yang dihasilkan sungguh menakjubkan. Kastil ini terlihat sangat fotogenik dalam cahaya redup antara akhir musim gugur dan awal musim semi.

8. Mausoleum (makam) Oljaytu

Mausoleum ini merupakan sebuah situs Warisan Dunia UNESCO, Mausoleum di Oljaytu abad ke-14 sangat diakui sebagai mahakarya arsitektur, terutama karena kubah bercangkang ganda yang inovatif dan dekorasi interior yang rumit.

Kubah yang sangat megah ini berdiri setinggi sekitar 50 meter dari dasarnya. Ditutupi dengan ubin faience (tembikar glasir bening) biru kehijauan, struktur menakjubkan dari bangunan makam ini mendominasi cakrawala Soltaniyeh, sebuah kota kuno di provinsi Zanjan, Iran barat laut.

Bagian interiornya telah lama direnovasi, lalu dipenuhi tiang perancah. Sementara itu, dekorasinya sangat mengesankan, sehingga para cendekiawan termasuk A.U. Paus menggambarkannya sebagai 'mendahului Taj Mahal'. Mausoleum ini adalah contoh paling awal dari kubah bercangkang ganda di Iran.

Seorang buyut dari Hulegu, pendiri dinasti Il-Khanid, Oljaytu adalah seorang penguasa Mongol. Setelah berkecimpung dalam berbagai agama, ia mengadopsi nama Syiah Mohammed Khodabandeh. Kota Soltaniyeh pernah menjadi ibu kota dinasti Ilkhanid Persia (cabang dari dinasti Mongol) selama abad ke-14.

Menurut UNESCO, Makam Oljaytu adalah penghubung penting dan monumen kunci dalam perkembangan arsitektur Islam di Asia Tengah dan Barat. Di sini, Ilkhanid mengembangkan lebih lanjut ide-ide yang telah dikemukakan selama fase Seljuk klasik (abad ke-11 hingga awal abad ke-13), di mana seni Iran memperoleh perbedaan di dunia Islam, yang kemudian mendapatkan panggung selama periode Timurid (akhir abad ke-14 hingga ke-15), salah satu periode paling cemerlang dalam seni Islam.

Kubah yang sangat besar pada mausoleum ini adalah contoh paling awal dari jenisnya dan menjadi referensi penting untuk perkembangan kubah Islam selanjutnya. Begitu pula interiornya yang sangat kaya, yang meliputi ubin kaca, tembok bata, marquetry (hiasan dari kayu tipis/gading), atau desain dari bahan bertatahkan, plesteran, dan lukisan dinding, menggambarkan gerakan penting menuju material dan tema yang lebih rumit.

9. Tchogha Zanbil

Situs ini merupakan sebuah tujuan wisata paling atas di provinsi Khuzestan. Reruntuhan megah dari Tchogha Zanbil dianggap oleh banyak orang sebagai contoh terbaik arsitektur Elam yang masih ada di dunia.

Ziggurat bata ini dijadikan situs UNESCO pada 1979. Tchogha Zanbil adalah struktur persegi bertingkat di mana setiap tingkat mengecil ukurannya saat mencapai langit, seperti kue pengantin berjenjang.

Pembangunan situs ini dimulai pada tahun 1250 SM atas perintah raja Elam Untash-Napirisha (1275-1240 SM) sebagai pusat keagamaan Elam yang didedikasikan untuk dewa Elam, Inshushinak dan Napirisha.

Kompleks batu bata lumpur prasejarah ini menjadi saksi ekspresi unik dari budaya, kepercayaan, ritual, dan tradisi dari salah satu komunitas adat tertua di Iran. Ziggurat (monumen besar berbentuk piramida berundak) menghadap ke kota kuno Susa (dekat Shush modern) di Provinsi Khuzestan.

Mencapai ketinggian total sekitar 25 meter, ziggurat dulunya diungguli oleh sebuah kuil dan diperkirakan mencapai 52 meter selama masa kejayaannya.

UNESCO mengatakan, bahwa Tchogha Zanbil adalah ziggurat terbesar di luar Mesopotamia dan yang paling terpelihara dari jenis monumen piramida berundak ini. Tchogha Zanbil digali dalam enam musim antara 1951 dan 1961 oleh Roman Ghirshman, seorang arkeolog Prancis kelahiran Rusia yang mengkhususkan diri pada Iran kuno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement