IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Aplikasi Kedaulatan Santri (KESAN) akan meluncurkan fitur U-Mart dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober. U-Mart adalah platform marketplace Islami yang ramah santri dan mendukung digitalisasi UMKM rakyat.
CEO KESAN, Hamdan Hamedan menjelaskan, fitur U-Mart pada aplikasi KESAN berbeda dengan marketplace lainnya. Fitur U-Mart dikurasi sehingga calon pembeli merasa nyaman soal kehalalan atau kebolehan produk dan jasa yang dipesan. Produk atau jasa yang dimiliki santri dan UMKM pun mendapatkan prioritas dan promosi di KESAN.
"U-Mart juga tidak menampilkan aurat wanita dan pria. Transaksinya halal, bebas riba, dan gharar (ketidakjelasan). Jadi kami menawarkan produk dan jasa halal yang Islami dan dikurasi. Sejak awal kami sudah melakukan filtrasi, karena motto kami adalah Halal Sejak Awal," ujarnya dalam agenda peluncuran U-Mart secara virtual, Selasa (20/10).
KESAN sendiri merupakan aplikasi Islami yang didesain untuk menunjang kebutuhan religi dan ekonomi para santri, purnasantri dan umat Islam. Dia mengatakan, aplikasi KESAN telah didownload lebih dari 180 ribu kali dan digunakan di lebih dari 40 negara.
Di dalamnya terdapat konten Islami, di antaranya doa-doa yang didesain secara lengkap dengan memberi penjelasan agar setiap Muslim mengetahui secara lebih mendalam. "Agar yang membaca doa itu tahu mengapa harus mengamalkan dan kami beri latar belakangnya. Ada pula artikel harian yang didesain untuk memperkuat keimanan," tutur dia.
Selain itu, di dalam aplikasi juga ada konten kitab kuning. Hamdan berkomitmen untuk mendigitalisasi kitab-kitab karya ulama Nusantara. Saat ini ada 650 kitab yang telah didigitalisasi dan jumlahnya terus mengalami peningkatan. "Targetnya 1.000 kitab di akhir tahun ini," ujarnya.
Saat ini pengguna aplikasi KESAN paling banyak berada di Jawa Timur dan akan bersinergi dengan daerah-daerah yang lain. "Di KESAN, produk santri, purna-santri dan pesantren itu mendapatkan prioritas. Jadi kalau ada logo S itu adalah produk santri," tutur dia.
Hamdan menyebutkan, berdasarkan data Kementerian Agama, saat ini ada hampir 30 ribu pesantren di seluruh wilayah Tanah Air. "Mereka bisa mendaftarkan sebagai santri atau purna-santri untuk kemudian mendapatkan logo S itu," jelasnya.