IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Masjid Niujie berusia lebih dari seribu tahun, masjid ini berada di kawasan Niujie, Distrik Xuanwu, Beijing. Inilah masjid paling tua dan bersejarah di Ibu Kota Cina itu. Masjid terbesar di antara 68 buah masjid di Beijing ini juga menjadi titik awal masuknya Islam di Cina.
Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Kaisar Tonghe dari Dinasti Liao pada 996 M oleh dua orang Arab. Jika demikian, masjid ini telah melintasi enam zaman, dari masa Dinasti Liao, Dinasti Song, Dinasti Yuan, Dinasti Ming, Dinasti Qing, hingga era Cina modern sekarang. Sejak awal berdiri hingga kini, Masjid Niujie telah mengalami beberapa kali renovasi dan perluasan. Renovasi terakhir dilakukan pada 1996.
“Niujie” artinya “jalan sapi atau lembu”. Dinamakan demikian karena sejak dulu banyak warga di wilayah Niujie menjual masakan halal, terutama yang menggunakan bahan baku daging lembu atau sapi. Tak heran jika kawasan ini dipenuhi oleh restoranrestoran Muslim. Kawasan ini pun menjadi pusat komunitas Muslim Beijing yang jumlahnya sekitar 200 ribu jiwa.
Orang Cina menyebut Islam dengan “Yisilan jiao” (agama yang murni). Sedangkan Makkah, mereka sebut sebagai tempat kelahiran “Buddha Ma-hia-wu” (Nabi Muhammad SAW). Ada sejumlah versi mengenai awal mula kedatangan Islam di Negeri Tirai Bambu ini. Salah satu versi menyebut 654 M.
Adalah Khalifah Usman bin Affan yang menugaskan Sa’ad bin Abi Waqqas untuk membawa ajaran Ilahi ke daratan Cina. Utusan khalifah itu diterima secara terbuka oleh Kaisar Yung Wei dari Dinasti Tang. Kaisar ini kemudian me merintahkan pembangunan Masjid Huaisheng yang merupakan masjid pertama di daratan Cina. Ketika Dinasti Tang berkuasa, Cina tengah mencapai masa keemasan sehingga dengan mudah ajaran Islam tersebar dan dikenal masyarakat Cina. Abi Waqqas konon wafat di Cina pada 664 M. Makamnya dikenal sebagai Geys’ Mazars.
Selain Masjid Huaisheng, Cina memiliki sejumlah masjid lain yang usianya telah melewati rentang masa sangat panjang. Di antaranya, Masjid Niujie dan Masjid Xi’an.
Masjid Huaisheng
Masjid tertua di Cina ini terletak di Jalan Guangta No 56, Guangzhou, ibu kota Provinsi Guangdong. Masjid Guangta adalah sebutan lain untuk masjid ini karena di dalamnya terdapat menara putih menjulang tinggi yang dinamakan Menara Guangta (Menara Cahaya). Sedangkan, “Huaisheng” mengandung arti memperingati Rasul Muhammad.
Menempati lahan seluas 3.200 meter persegi, masjid yang dibangun pada masa Dinasti Tang ini menjadi pusat kegiatan umat Islam di Guangzhou. Kantor Persatuan Islam Kota Guangzhou dan Asosiasi Persaudaraan Etnis Hui Kota Guangzhou berada di masjid ini. Pada saat shalat Jumat, Masjid Huaisheng dipadati oleh sekitar 2.000 jamaah.
Masjid Xi’an
Sesuai namanya, masjid ini berlokasi di Xi’an, ibu kota Provinsi Shaanxi, Cina. Bentuk bangunannya lebih menyerupai kuil ketimbang masjid sehingga menjadi salah satu masjid dengan arsitektur paling unik di dunia. Pada 1988, Pemerintah Cina menetap kannya sebagai salah satu bangunan bersejarah terpenting di Cina.
Menurut catatan sejarah, pada ukiran kayu di bagian interiornya, Masjid Agung Xi’an didirikan pada 742 M, pada masa Dinasti Tang (618-907), tepatnya pada tahun pertama pemerintahan Kaisar Tian Bo. Saat itu banyak pedagang dari Arab dan Persia mendatangi Cina melalui Jalur Sutra. Mereka kemudian menetap di beberapa kota, seperti Guangzhou, Quanzhou, Hoangzho, Yangzhou, dan Chang’an atau Xi’an. Selain berdagang, mereka juga berdakwah, menyebarkan ajaran Islam kepada penduduk setempat. Masjid Agung Xi’an menjadi salah satu jejak bersejarah aktivitas dakwah mereka.