IHRAM.CO.ID, PARIS -- Kepala French Council for the Muslim Faith Mohammad Moussaoui mendesak Muslim di Prancis untuk mengabaikan penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW. Dia tak ingin ada aksi kekerasan di tengah kemarahan umat Islam di seluruh dunia terkait hal tersebut.
Moussaoui mengatakan penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW memang diizinkan berdasarkan hukum Prancis. "Undang-undang yang sama ini tidak memaksa siapa pun untuk menyukai mereka, juga tidak melarang siapa pun untuk membenci mereka," katanya dalam sebuah pernyataan pada Selasa (27/10), dikutip laman Ahram Online.
Alih-alih berkutat dengan masalah kontroversial tersebut, Moussaoui menyerukan umat Islam mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW. Pada masanya, Rasulullah SAW kerap mengabaikan orang-orang yang menghinanya dengan sebutan "jelek".
"Bukankah lebih sejalan dengan teladan nabi yang mengabaikan karikatur ini dan menganggapnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan nabi kita?" kata Moussaoui.
Saat ini Prancis tengah menjadi sorotan menyusul peristiwa pemenggalan kepala seorang guru oleh muridnya yang berusia 18 tahun pada 16 Oktober lalu. Guru tersebut bernama Samuel Patty. Sebelum dibunuh, Patty diketahui menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW sebagai bagian dari pelajaran kewarganegaraan.
Opini publik Prancis terbelah dalam menanggapi peristiwa itu. Namun Presiden Emmanuel Macron jelas mengecam pembunuhan Patty. Menurut dia, peristiwa itu adalah serangan teroris Islam. Macron menegaskan bahwa membuat dan memperlihatkan kartun Nabi Muhammad merupakan bagian dari kebebasan berbicara serta berekspresi di Prancis.
Macron pun mengeluarkan komentar bernuansa sentimen anti-Islam. Dia menyebut Islam adalah agama yang tengah dilanda krisis di seluruh dunia. Sikap dan komentar Macron telah menuai kecaman dari dunia Arab, termasuk Turki dan Indonesia.