IHRAM.CO.ID, Penduduk Makkah dan Madinah bersukacita pada hari Ahad lalu (25/10) saat shalat harian diperbolehkan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Izin ini adalah untuk pertama kalinya dalam delapan bulan terakhir.
Masjidil Haram dan Nabawi memang ditutup pada akhir Maret lalu sebagai tindakan pencegahan untuk menghentikan penyebaran virus corona. Kini masjid-masjid tersebut telah mulai dibuka kembali secara bertahap, dengan sekelompok warga Saudi terpilih diizinkan untuk menunaikan ibadah haji pada Juli dan Agustus.
Pada Ahad lalu warga Saudi melihat perubahan terbesar kembali ke normalitas dengan dimulainya kembali umrah dan kunjungan masjid secara bertahap untuk warga dan penduduk dari dalam kerajaan Arab Saudi.
Keterangan foto: Warga Makkah shalat Subuh untuk pertama kali ketika Masjidil Haram di buka kembali pada Ahad lalu (25/10).
Ahmed Al Somahy, seorang warga Makkah yang sering mengunjungi Masjidil Haram untuk menunaikan salat, merasa sangat senang kembali untuk shalat subuh, di mana 75 persen kapasitas orang diperbolehkan.
“Sudah lama sekali saya tidak berada di masjid suci di Makkah, yang berjarak sekitar 10 kilometer dari rumah saya,” kata Al Somahy seperti dikutip Thenationalnews.com.
"Hari ini ketika saya masuk ke dalam masjid, air mata keluar dari mata saya.Pandemi menyebar dan menghalangi kami untuk melakukan banyak hal termasuk shalat di dalam masjid suci tetapi sangat menyenangkan untuk shalat subuh hari inu,'' ujarnya lagi.
Keterangan foto: Suasana Subuh di arena mataf Ka'bah.
Meskipun jumlah jamaah berkurang dari tingkat sebelum pandemi virus korona, setiap masjid memiliki jamaah yang melakukan shalat saat fase kedua pembukaan tersebut kembali dimulai.
Fase pertama, diluncurkan pada 4 Oktober, ketika memungkinkan 6.000 warga dan penduduk Saudi dapat melakukan umrah setiap hari. Ini dilakukan menggunakan 30 persen dari kapasitas Masjidil Haram.
Sementara itu, Nahid Al Ahmad, warga Madinah yang bekerja di media, mengatakan mengunjungi Masjid Nabawi pada hari Ahad lalu sangat mudah dan nyaman, dengan semua tindakan pencegahan yang ada.
Nyonya Al Ahmed dan keluarganya sangat bersemangat untuk shalat di Masjid Nabawi karena pintu dibuka kembali untuk pertama kalinya di Al Rawdah Al Sharifah tempat jamaah dan pengunjung berdoa dan mengunjungi makam Nabi.
“Ada kegembiraan, ketidakpercayaan, dan rasa syukur saat kami semua masuk untuk mengunjungi makam Nabi lagi,” katanya.
Presidensi Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi memang akan mengizinkan 220.000 jamaah dan 560.000 jamaah untuk berkunjung selama fase kedua Umrah, yang berlangsung selama 14 hari.
Kementerian Haji dan Umrah mengatakan Fase 1 terdiri dari 54.000 jamaah. Dari survei 94 persen dari mereka yang mengatakan puas dengan tindakan pencegahan yang diambil untuk menjaga mereka aman dari virus corona. selama haji tahun ini tidak ada jamaah yang terdeteksi terpapar Corona.
Keterangan foto: Suasana pintu masuk Masjid Nabawi saat pertama kali dipakai untuk berjamaah bagi warga Madinah semenjak ditutup pada Maret lalu.
Fase ketiga akan dimulai pada 1 November. Umrah, kunjungan dan doa ke Masjid Nabawi dan Masjidil Haram akan diizinkan untuk warga negara dan penduduk, dan pengunjung dari beberapa negara tertentu, dengan kapasitas penuh.
Itu berarti 20.000 jamaah umrah dan 60.000 jamaah setiap harinya dapat mengunjungi dua masjid suci tersebut.
Keterangan foto: Suasana penjagaan di makam Nabi Muhammad SAW yang berada di Area Masjid Nabawi.
Keterangan foto: Suasana halaman Masjid Nabawi saat Shubuh ketika warga bisa shalat berjamaah kembali seperti sebelum ditutup pada Maret lalu karena pandemi Corona.