Jumat 30 Oct 2020 06:42 WIB

Benarkah Arab Saudi Boikot Produk Turki?

Hubungan Arab Saudi dan Turki memburuk dalam beberapa tahun terakhir

Arab Saudi boikot produk Turki
Foto:

Kelompok-kelompok yang menandatangani pernyataan bersama tersebut antara lain perusahaan ekspor tekstil, kontraktor, pengusaha terkemuka, pengurus serikat pekerja, Kantor Hubungan Ekonomi Luar Negeri, Asosiasi Eksportir dan Federasi Kamar dan Bursa Komoditi.

Kepala Komite Hubungan Ekonomi Luar Negeri Turki Nail Olpak mengatakan dalam pernyataan pers pada 2 Oktober bahwa dia telah menerima informasi dari anggota komite boikot Arab Saudi atas produk Turki sejak awal bulan ini.

Menurut situs web Kementerian Luar Negeri Turki, volume perdagangan antara kedua negara pada 2015 berjumlah sekitar USD5,59 miliar dan menurun pada tahun berikutnya menjadi USD5 miliar, disusul dengan USD4,84 miliar pada 2017. Namun, pada 2018 dan 2019, naik menjadi USD4,95 miliar dan USD5,1 miliar.

Neraca perdagangan cenderung menguntungkan Turki. Antara 2015 hingga 2017, ekspor Turki ke Arab Saudi melampaui impor Saudi sekitar USD1,3 miliar, dengan Turki mengekspor lebih banyak ke Saudi daripada yang diimpor dari kerajaan itu.

Namun, selisihnya menipis menjadi USD300 juta pada 2018 sebagai indikasi penurunan ekspor Turki di puncak perbedaan politik antara kedua negara. Pada 2019, neraca perdagangan kembali menjadi USD1,3 miliar.

Berdasarkan hal ini, kecil kemungkinan boikot produk Turki akan berdampak penting pada ekonomi Turki, meskipun beberapa perusahaan, investor dan pengusaha Turki yang menjadikan pasar Saudi sebagai prioritas untuk kegiatan komersial akan terpengaruh.

Di sisi lain, ekspor Saudi ke Turki antara Januari dan Agustus berjumlah USD1,1 miliar, sementara pada periode yang sama tahun lalu mencapai USD1,44 miliar, turun sebesar USD340 juta.

Alasan penurunan tingkat pertukaran perdagangan antara kedua negara selama bulan-bulan tersebut mungkin tidak terkait dengan ketegangan politik di antara mereka, karena sebagian besar negara di dunia mengalami penutupan total atau sebagian yang disebabkan oleh virus korona.

Produk Turki mencakup area penting dari pasar konsumsi harian bagi warga Saudi dan disukai karena harga yang lebih rendah dan kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk dari negara lain, dan oleh karena itu memboikotnya bisa berarti beban tambahan bagi konsumen Saudi.

Warga Saudi yang bereaksi terhadap berita tentang pemboikotan produk Turki di media social tampaknya menolak langkah tersebut, yang kemungkinan alternatifnya adalah mengimpor melalui pelabuhan Jebel Ali di UEA, namun menghadapi kecaman luas di kalangan Saudi karena mengizinkan masuknya barang-barang yang dipalsukan.

Oleh karena itu, pemerintah Saudi diperkirakan tidak akan mengambil keputusan resmi untuk melarang impor produk Turki dan menghentikan transaksi komersial dengan perusahaan dan investor Turki.

sumber : Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement