Selasa 03 Nov 2020 16:17 WIB

Hukum Bacaan Talbiyah Menurut Imam Mazhab

Ada perbedaan di kalangan imam mazhab soal hukum bacaan talbiyah.

Hukum Bacaan Talbiyah Menurut Imam Mazhab
Foto: Amr Nabil/AP
Hukum Bacaan Talbiyah Menurut Imam Mazhab

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Saat haji atau umroh, kita kerap mendengar jamaah mengucapkan kalimat talbiyah. Adapun bacaannya yakni:

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ

Baca Juga

Labbaykallahumma labbayk, labbayka la syarika laka labbayk. Innal hamda wan ni‘mata laka wal mulk. La syarika lak.

“Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sungguh, segala puji, nikmat, dan segala kekuasaan adalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu.”

Talbiyah menurut bahasa artinya pemenuhan, jawaban, pengabulan terhadap sebuah panggilan dengan niat dan ikhlas. Menurut  istilah, talbiyah berarti ungkapan kalimat yang diucapkan untuk memenuhi panggilan Allah SWT dalam keadaan ihram haji atau umroh.

Menurut Imam Abu Hanifah,  hukum membaca talbiyah  adalah syarat  sah   ihrām. Menurut Imam Maliki, hukum membaca talbiyah  wajib. Sedangkan menurut  Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal, hukum membaca talbiyah adalah sunat.

Talbiyah mulai dibaca setelah niat  ihrām  dari miqat,  baik  ihram  haji  maupun  ihram  umroh.  Waktu berakhirnya bacaan talbiyah adalah:

a. Ketika orang yang berumroh hendak memulai tawaf bagi jamaah yang melakukan umroh;

b. Ketika  orang  yang berhaji telah selesai melontar Jamrah Aqabah tanggal 10 Dzulhijjah bagi jamaah yang melaksanakan haji, lalu mengganti talbiyah dengan bacaan takbir.

Sumber: Tuntunan Manasik Haji dan Umroh 2020 Kemenag / Kemenag.go.id

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement