IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank BRI Syariah Tbk meningkatkan rasio dana murah (CASA) serta mengatur dan menjaga posisi serta buffer likuiditas sebagai penerapan healthy liquidity management. Direktur Bisnis Komersil BRI Syariah Kokok Alun Akbar menyampaikan berkat hal ini cost of fund turun.
"Biaya dana atau cost of fund kita turun dari 4,83 persen pada September 2019 menjadi 3,67 persen pada September 2020," katanya dalam konferensi pers Public Expose, Kamis (5/11).
Kokok mengatakan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat berkat pertumbuhan signifikan dari tabungan dan giro (CASA). Rasio CASA telah naik menjadi 51,3 persen dari 37,7 persen (yoy). Sementara DPK tumbuh 72,69 persen menjadi Rp 48,7 triliun.
Peningkatan CASA ini dilakukan dengan berbagai digitalisasi layanan baik untuk melayani nasabah dana pihak ketiga maupun nasabah pembiayaan. Direktur Bisnis Ritel BRIsyariah Fidri Arnaldy menjelaskan, pembiayaan segmen ritel menjadi pendukung utama pada pertumbuhan kinerja perusahaan.
Pada September 2020 total pembiayaan yang disalurkan BRIsyariah mencapai Rp 40,3 triliun, dan 76,6 persen dari portofolio pembiayaan perusahaan adalah pembiayaan ritel, yakni Rp 30,9 triliun. Pembiayaan ritel konsumer dengan risiko rendah masih menjadi fokus BRIsyariah.
Total pembiayaan ritel konsumer tetap dominan dalam penyaluran pembiayaan perusahaan dengan angka Rp 12,2 triliun atau tumbuh 53,77 persen (yoy) pada September 2020. Sementara itu, pertumbuhan pembiayaan yang paling tinggi terjadi di segmen ritel mikro di mana jumlah outstanding meningkat hingga 165 persen (yoy) menjadi Rp 10,9 triliun.
Biaya dana atau cost of fund merupakan biaya atau bayaran yang harus dikeluarkan lembaga keuangan atau bank atas penggunaan uang yang sumbernya dari pihak lain (nasabah, bank lain, dan pihak-pihak lain).
Biaya dana dalam suatu bank merupakan dasar penetapan suku bunga kredit. Biaya dana ini meliputi biaya suku bunga tabungan, deposito, giro, transaksi antra-bank, dan biaya-biaya lain.
CASA atau current account saving account adalah dana murah yang didapakan sebuah bank atau lembaga keuangan. Semakin tinggi CASA atau dana murah yang diraih, semakin baik kinerja sebuah bank, yang berdampak pada bagi hasil pembiayaan.