IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Ibadah haji merupakan salah satu rukun dan fondasi Agama Islam. Sebagai mana terdapat dalam sebuah hadis riwayat Ibnu Umar dalam kitab shahih Bukhari dan Shahih Muslim. "Islam dibangun dengan berlandaskan lima perkara."
Imam Ghazali dalam kitabnya Asrar al-Haj mengatakan, haji merupakan ibadah seumur hidup sekaligus simbol kesempurnaan agama dan ibadah pamungkas. Karena kewajiban untuk melaksanakan haji yang dibebankan kepada seorang Muslim yang sudah mukalaf hanya sekali berbeda dengan rukun-rukun Islam yang lain.
Tentang hal tersebut, Allah SWT menurunkan ayat surah al-Ma-idah ayat 3 yang artinya. "Pada hari ini telah Kusempurnakan bagian-bagian telah Kucukupkan nikmat-Ku atas kalian dan telah Kuridhai Islam sebagai agama kalian."
Rasulullah Saw juga bersabda. "Barang siapa yang mati dan belum sempat ibadah umrah padahal dia mampu, maka hendaklah ia menjadi sebagai Yahudi dan Nasrani." (HR. At-Tirmidzi).
Imam Ghazali manjelaskan, maksud hadis tersebut adalah barang siapa yang meninggal dan belum haji padahal mampu atau meninggal dalam keadaan tidak mampu setelah sebelumnya memiliki kemampuan untuk melakukannya, maka dia adalah orang yang durhaka kepada Allah semenjak dia mampu hingga meninggal dunia dan Islamnya tidak sempurna.
Hal itu karena Allah menyempurnakan agama Islam dengan Ibadah Haji. Seperti dalam sabda Nabi. "Maka hendaklah ia mati sebagai Yahudi atau Nasrani." Hadis tersebut juga diriwayatkan oleh Ibnu Adi dari hadits Abu Hurairah.
Begitu juga diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dengan bahasa tersendiri tentang isnad hadits tersebut. Hadis di atas juga diriwayatkan oleh al-Baihaqi dan ad Sarimi dari Abu ad Darda' at Tirmidzi meriwayatkan hadits dengan sanad marfu dan mauquf dari Ali.
Alangkah mulia ibadah haji yang tanpanya kesempurnaan agama Islam. Orang yang meninggalkannya disejajarkan dengan kaum Yahudi dan Nasrani, sama-sama tersesat. "Sudah sepatutnya ibadah pamungkas ini mendapat kepedulian kita," katanya.