IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah mengklaim telah memberikan bantuan pendidikan keagamaan secara signifikan. Hal ini tergambarkan dari jumlah santri yang sudah mendapatkan beasiswa pada tahun ini dan target pertumbuhannya di tahun mendatang.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan per 30 September sebanyak 1.000 santri pendidikan agama Islam yang berdaya saing mendapatkan bantuan pendidikan keagamaan menggunakan dana dari kas negara.
"Tahun depan naik menjadi 3.925 santri," tuturnya dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Kamis (12/11).
Selain itu, pemerintah juga memberikan bantuan kepada santri pendidikan diniyah formal/ muadalah/Pondok Pesantren Salafiyah (PPS) tingkat Ula Penerima Bantuan Operasional Sekolah (BOS) hingga PPS Tingkat Ulya. Totalnya mencapai lebih dari 120 ribu santri yang ditargetkan naik 55 persen menjadi sekitar 187 ribu santri.
Secara keseluruhan, Sri mencatat, dukungan APBN untuk santri pada tahun ini mencapai Rp 1.574,8 miliar. Jumlah ini turun menjadi Rp 458,3 triliun mengingat situasi 2020 merupakan exceptional, di mana dampak pandemi Covid-19 yang menekan aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat.
Di sisi lain, anggaran dukungan untuk pesantren mengalami kenaikan. Pada APBN tahun ini, anggarannya mencapai Rp 1.412,2 triliun yang naik menjadi Rp 2.014,8 triliun, atau naik sekitar 42 persen selama setahun.
Sebelumnya, Sri sempat menyebutkan, pemerintah telah melakukan berbagai kebijakan yang berpihak untuk pengembangan ekonomi dan pendidikan Islam. Di antaranya dengan memberikan stimulus secara langsung maupun melalui penganggaran di Kementerian/ Lembaga (K/L) lain.
Pemihakan itu termasuk diberikan dalam bentuk bantuan operasional pendidikan untuk lembaga pesantren, madrasah dan Majlis Tafsir Al-Quran (MTA) melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Sri menyebutkan, besaran anggarannya mencapai Rp 2,38 triliun.