Senin 16 Nov 2020 20:40 WIB

Menlu Suriah Meninggal Dunia di Usia 79 Tahun

Kesehatan Menlu Suriah memburuk akibat masalah jantung

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallem
Foto: EPA-EFE/YOUSSEF BADAWI
Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallem

IHRAM.CO.ID, DAMASKUS -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Suriah Walid al-Moallem wafat di usianya 79 tahun, Senin (16/11) waktu setempat. Kesehatannya dikabarkan memburuk dalam beberapa tahun terakhir karena masalah jantung.

Kantor berita SANA yang dikelola pemerintah Suriah melaporkan kematiannya, tanpa segera memberikan informasi penyebabnya. Al-Moallem dikenal sebagai seorang diplomat karis yang menjadi salah satu wajah paling terkemuka di dunia luar selama pemberontakan melawan Presiden Bashar Assad.

Baca Juga

Selama krisis saat ini, ia sering mengadakan konferensi pers di Damaskus merinci posisi pemerintah Suriah. Tak tergoyahkan dalam menghadapi kecaman internasional, dia berulang kali bersumpah bahwa oposisi akan dihancurkan. A-Moallem menjabat sebagai duta besar untuk Washington selama sembilan tahun. Selama menjabat duta besar, dia mengadakan beberapa putaran pembicaraan damai dengan Israel.

Dia adalah orang kepercayaan dekat Assad yang dikenal karena kesetiaan dan posisi garis kerasnya melawan oposisi. Seorang pria yang lembut berbicara, periang dengan selera humor yang kering, al-Moallem juga dikenal karena kemampuannya untuk meredakan ketegangan dengan lelucon.

Lahir dari keluarga Muslim Sunni di Damaskus pada 1941, al-Moallem bersekolah di sekolah umum di Suriah dan kemudian melakukan perjalanan ke Mesir, di mana ia belajar di Universitas Kairo, lulus pada tahun 1963 dengan gelar sarjana di bidang ekonomi. Dia kembali ke Suriah dan mulai bekerja di kementerian luar negeri pada 1964.

Misi pertamanya di luar negeri sebagai diplomat pada 1960-an adalah membuka Kedutaan Besar Suriah di negara Afrika di Tanzania. Pada 1966, ia pindah untuk bekerja di Kedutaan Besar Suriah di kota Jiddah Saudi dan setahun kemudian ia pindah ke Kedutaan Besar Suriah di Madrid.

Pada 2005, ia diangkat menjadi menteri luar negeri pada saat Damaskus diisolasi oleh negara-negara Arab dan Barat setelah pembunuhan mantan Perdana Menteri Lebanon Rafik Hariri. Pemerintah Lebanon, Arab dan Barat menyalahkan Suriah atas ledakan besar yang menewaskan Hariri. Suriah terpaksa mengakhiri hampir tiga dekade dominasi dan kehadiran militer di tetangganya yang lebih kecil dan menarik pasukannya pada April tahun itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement