Kamis 19 Nov 2020 07:15 WIB

Industri Hiburan Serukan Banyak Inklusi Muslim di Hollywood

Industri Hiburan Serukan Banyak Inklusi Muslim di Hollywood.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Industri Hiburan Serukan Banyak Inklusi Muslim di Hollywood. Foto: Hollywood (Ilustrasi)
Foto: VOA
Industri Hiburan Serukan Banyak Inklusi Muslim di Hollywood. Foto: Hollywood (Ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, HOLLYWOOD -- Di era inklusivitas ini, setiap kelompok minoritas memiliki kewajiban mendapat gambaran positif dalam industri hiburan. Kelompok minoritas yang dimaksud tidak terkecuali komunitas Muslim.

Media daring Hollywoodreporter menerbitkan sebuah artikel yang ditulis oleh Direktur Biro Hollywood dari Muslim Public Affairs Council (MPAC), Sue Obeidi, dan penulis skenario sekaligus pembuat film, Sami Khan.

Baca Juga

Dilansir di Newsbusters, Rabu (18/11), di awal artikel tersebut mereka menyebut, "Saat bangsa Amerika menuju era baru bersama Biden dan Harris, Hollywood harus terus mendukung Muslim di seluruh industri, termasuk membawa lebih banyak cerita dan gambaran otentik kepada penonton".

Obeidi dan Khan juga menulis, bagi Muslim Amerika dan komunitas terpinggirkan lainnya, empat tahun terakhir adalah masa yang paling sulit dalam ingatan. Sementara itu, Hollywood secara historis menggambarkan Muslim sebagai 'orang jahat' di berbagai TV dan film.

Keduanya berpendapat, belum pernah sebelumnya mengalami demonisasi Muslim secara terang-terangan yang berasal langsung dari kantor paling kuat dan berpengaruh di dunia.

Amerika baru-baru ini berperang dengan kelompok teroris Muslim. Jika film seperti Zero Dark Thirty keluar dan menampilkan orang Amerika sebagai protagonis sedangkan teroris Muslim adalah antagonis, mereka menyebut karya itu bukanlah serangan terhadap Muslim Amerika. Mereka meyakini hal itu karena kemungkinan besar Muslim Amerika tidak membenarkan terorisme.

Meskipun demonisasi Muslim di industri paling kuat dan berpengaruh di dunia tetap ada, saat ini semua pihak bisa melihat kemajuan dana inklusi Muslim. Salah satu contoh adalah karakter Muslim baru yang ditambahkan ke serial televisi lama, seperti //Grey's Anatomy// milik saluran ABC dan //DC Legends of Tomorrow// milik CW.

Tahun ini, NBC membuat sejarah dengan serial drama Transplant.  Saluran TV ini memilih seorang aktor Muslim, Hamza Haq, untuk memerankan karakter utama Muslim untuk pertama kalinya. "Kami juga melihat terobosan narasi Black-Muslim dengan Nijla Mu’min's Jinn dan Lena Waithe’s The Chi," tulis Obeidi dan Khan dalam artikel tersebut.

Terlepas dari semua alasan mengapa penulis naskah kini menambahkan karakter Muslim dalam plot dan cerita, dari semua penjelasan di atas, terlihat inklusi Muslim bermunculan di industri hiburan. Lantas, apakah Muslim masih terpinggirkan seperti yang dipikirkan Obeidi dan Khan?

Selain dari nuansa multikultural, Obeidi dan Khan menilai penonton menginginkan cerita yang baru, berani dan emosional. Kurangnya representasi komunitas Muslim secara historis menunjukkan ada sumber material yang menunggu untuk keluar ke dunia, contoh sebelumnya adalah puncak gunung es.

Meski terdengar bagus, tapi Netflix dan Hollywood sebagai pejuang atas keadilan sosial, mungkin hanya akan menulis cerita tentang Muslim yang dianiaya oleh orang kulit putih, Kristen fanatik, atau dicurigai sebagai teroris oleh polisi rasis.

Dua pelaku industri film ini menyebut kisah keadilan sosial semacam itu bukanlah hal yang baru maupun berani. Konsep cerita semacam itu ttelah digunakan berkali-kali, sehingga menjadi basi dan tidak menambah petualangan.

Secara alami, sayap kanan dipandang oleh Obeidi dan Khan sebagai hambatan untuk narasi Muslim yang lebih baik. Tetapi, hal itu tidak menghentikan munculnya lebih banyak keingintahuan dan keterbukaan oleh industri, seperti yang telah dibuktikan.

Artikel itu diakhiri dengan pengingat bagi Hollywood untuk terus mengangkat karya Muslim dan komunitas lain di seluruh industri. Mereka juga ingin memastikan bahwa keuntungan yang diperoleh selama empat tahun terakhir jangan menjadi korban dari rasa puas diri.

Tak hanya itu, Obeidi dan Khan juga menuliskan pesan dan harapan bagi mereka yang mencoba mengubah pikiran, bahwa kemenangan tidak dihitung dari perubahan hati dan pikiran. "Cerita yang hangat, menyenangkan dan otentik, memicu keingintahuan di dalam hati yang tertutup. Pada momen ini dalam sejarah bangsa kita, hal itu mungkin sangat bermanfaat," ujar mereka. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement