IHRAM.CO.ID,-- Meskipun ada banyak dukungan untuk Presiden AS Donald Trump di Israel, sebagian besar orang Israel percaya bahwa Presiden terpilih Joe Biden akan tetap mendukung negara Yahudi tersebut. Fakta ini didapat dari sebuah studi baru yang ditugaskan oleh Ruderman Family Foundation.
Dilakukan di bawah pengawasan Prof Camille Fuchs dari Universitas Tel Aviv dan berdasarkan tanggapan dari 1.000 orang Israel, survei tersebut menemukan bahwa 91% orang Israel percaya Biden akan mempertahankan dukungan AS untuk Israel. Selain itu, 71% menyatakan puas dengan hasil pemilu AS, dan hanya 20% yang menyatakan sama sekali tidak puas.
Hampir setengah (49%) orang Israel juga merasa Biden akan mempertahankan status quo dalam hubungan Israel dengan Yahudi Amerika. Sementara 18% berpikir itu akan menjadi lebih kuat dan 23% berpikir itu akan melemah. Namun, 73% khawatir tentang berlanjutnya jarak pandangan antara Israel dan Yahudi Amerika, terutama atas dukungan Israel yang meluas untuk Trump dan dukungan Yahudi Amerika untuk Biden.
"Hasil survei kami mencerminkan bahwa orang-orang Israel masih sangat percaya pada kekuatan abadi hubungan AS-Israel terlepas dari siapapun penghuni Gedung Putih," kata presiden Yayasan Keluarga Ruderman, Jay Ruderman dalam sebuah pernyataan.
“Perpecahan dalam pemilu AS juga terlihat di dalam komunitas Yahudi, baik di Israel maupun di Amerika Serikat. Ini akan terus menjadi prioritas komunal utama untuk menjembatani perpecahan ini selama empat tahun ke depan dan seterusnya. "
Studi ini dirilis selama diskusi panel di Knesset Caucus for Israel-American Jewry Relations, yang dipandu oleh co-chair kaukus MK Mickey Levy (Yesh Atid) dan MK Keren Barak (Likud) serta Ruderman Family Foundation.
Berbicara di panel, mantan sekretaris pers Gedung Putih Ari Fleischer menyatakan keberatan tentang pemerintahan Biden yang akan datang. Dia memperingatkan, meskipun Biden mendukung Israel, hubungannya dengan AS kemungkinan akan tegang dibandingkan selama pemerintahan Trump.
“Dengan kedatangan Presiden Biden, saya pikir Anda dapat mengharapkan tanda air tinggi dari tahun-tahun Trump mulai surut,” Fleischer menjelaskan.
“Bahkan jika Presiden Biden, dalam beberapa masalah besar, memang memiliki sejarah sebagai teman Israel, saya rasa itu tidak akan diterjemahkan ke seluruh pemerintahan [eselon lain di AS]. Kami melihatnya di tahun-tahun Obama," ujarnya lagi.
Dia pun yakin, karena orang lain di pemerintahan dan di Partai Demokrat belum tentu sependapat dengan Biden. Fleischer menceritakan waktunya bekerja di bawah presiden George W. Bush, yang sangat pro-Israel. Namun, dia kesulitan menerapkan kebijakan tersebut karena adanya hambatan dari Departemen Luar Negeri, Kedutaan Besar AS dan bagian lain dari pemerintahan.
Untuk mendapatkan dukungan dari Demokrat, mantan sekretaris pers Gedung Putih merekomendasikan bermain normal dengan UEA dan Bahrain sebagai bagian dari advokasi akar rumput di masa depan.