IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Pejabat Universitas Cambridge mengatakan, penyelidikan polisi sedang dilakukan dan buku catatan telah ditambahkan ke database Interpol tentang karya seni yang dicuri. Perpustakaan juga meminta bantuan publik untuk informasi tentang buku catatan yang hilang.
“Seseorang, di suatu tempat, mungkin memiliki pengetahuan atau wawasan yang dapat membantu kami mengembalikan buku catatan ini ke tempatnya yang semestinya di jantung warisan budaya dan ilmiah Inggris,” kata Gardner.
Kurator Perpustakaan Universitas Cambridge, menduga, dua buku catatan yang ditulis oleh naturalis Inggris terkenal Charles Darwin pada tahun 1837 kemungkinan dicuri. Informasi yang disebar pada Selasa lalu itu, dikeluarkan ketika dua buku itu diketahui telah hilang selama bertahun-tahun.
Berdasarkan kisaran, dua buku catatan itu diperkirakan bernilai jutaan dolar Amerika, termasuk sketsa "Pohon Kehidupan" Darwin yang terkenal dan digunakan ilmuwan abad ke-19 untuk mengilustrasikan gagasan awal tentang evolusi. Pejabat di Perpustakaan Universitas Cambridge mengatakan kedua buku catatan itu telah hilang sejak 2001, dan sekarang diperkirakan telah dicuri.
“Saya patah hati karena lokasi buku catatan Darwin ini, termasuk gambar ikon 'Pohon Kehidupan' milik Darwin, saat ini tidak diketahui, tetapi kami bertekad untuk melakukan segala kemungkinan untuk menemukan apa yang terjadi dan tidak akan meninggalkan kebutuhan bisnis yang terlewat selama proses ini,” Jessica Gardner, pustakawan universitas dan direktur layanan perpustakaan Universitas Cambridge, mengutip NBC Kamis (26/11).
Menurut informasi, naskah tersebut, yang dikenal sebagai Buku Catatan Transmutasi, ditulis oleh Darwin setelah dia kembali dari mengelilingi dunia dengan HMS Beagle. Misi survei itu dilakukan antara tahun 1831 dan 1836, dan membentuk pandangan ilmuwan tentang klasifikasi spesies, seleksi alam, dan evolusi.
Karya penting Darwin, “On the Origin of Species,” diterbitkan lebih dari dua dekade setelah dia menuliskan sketsa ikonik “Pohon Kehidupan” di salah satu buku catatan yang hilang.
Naskah yang hilang awalnya dianggap salah tempat di arsip besar universitas, yang menampung sekitar 10 juta buku, peta, dan objek lainnya. Tetapi pencarian menyeluruh yang dimulai pada awal tahun 2020 - “pencarian terbesar dalam sejarah perpustakaan,” menurut Gardner - gagal menemukan buku catatan dan sekarang dilaporkan dicuri.