Rabu 02 Dec 2020 15:09 WIB

Nasihat Jafar ash Shaddiq untuk Jamaah Haji (2-Habis)

Nasihat Jafar ash Shaddiq untuk jamaah haji (2-habis).

Rep: Ali Yusuf/ Red: Ani Nursalikah
Nasihat Jafar ash Shaddiq untuk Jamaah Haji (2-Habis)
Foto: Amr Nabil/AP
Nasihat Jafar ash Shaddiq untuk Jamaah Haji (2-Habis)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ja'far bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali Bin Abi Thalib terkenal wara. Cicit Rasulullah yang dikenal dengan nama Jafar ash Shaddiq rah ini selalu diminta nasihatnya oleh jamaah haji pada masanya.

Berpalinglah dari segala kelalaian dan ketergelinciran saat kamu keluar dari Mekah menuju Mina. Janganlah sekali-kali mengangankan sesuatu yang tidak dihalalkan dan bukan hakmu. Akuilah segala kesalahan mu ketika berada di Arafah. Perbaruilah perjanjian pada Wahdaniyah-Nya.

Baca Juga

Saat kamu tiba di Muzdalifah, dekatkanlah dirimu dan bertakwalah kepadanya. Mikrajkan rohmu menuju Al Mala al-Ala (derajat tertinggi) ketika kamu mendaki gunung di Masy'ar al-haram. Sembelihlah leher hawa nafsu dan ketamakanmu ketika kamu ini menyembelih kurban. 

"Lemparkanlah segala macam kerendahan syahwat, kesalahanmu dan perbuatan burukmu kalau kamu melempar jumrah," katanya.

Pangkaslah semua aibmu, baik lahir maupun yang batin ketika kamu mencukur rambutmu. Masukkanlah ke dalam perlindungan, naungan, dan pengawasan Allah dari ke jalan saat masuk ke dalam Masjidil Haram. Kunjungilah rumah Allah dengan penuh penghormatan kepada pemiliknya dan makrifat akan keagungan dan kekuasaan-Nya.

Ciumlah Hajar Aswad dengan keridhaan akan nasib yang telah ditetapkan-Nya padamu dan dengan kerendahan diri menyaksikan kebesarannya. Ucapkanlah selamat tinggal kepada selainnya ketika kamu melakukan tawaf perpisahan.

Sucikan roh dan batinmu untuk bertemu dengan Allah ketika kamu berdiri di shafa. Milikilah kepribadian dan kehormatan dengan meleburkan diri kepada Allah ketika kamu berada di marwa.

Berpegang teguhlah kepada syarat-syarat hajimu dan penuhilah janji-janjimu yang telah kamu ikrarkan kepada Tuhanmu dan kewajiban atas dirimu untuknya. Ketahuilah bahwa Allah tidak mewajibkan Haji kepada manusia dan tidak mengistimewakannya dari seluruh ketaatan, kecuali karena menangis bahkan ibadah itu pada diri-Nya dalam firman-Nya: 

"Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah (Ali Imran ayat 97).

 

Nabi tidak menetapkan sunnah dan manasik haji sesuai urutan yang disyariatkannya melainkan sebagai persiapan dan isyarat pada kematian, kubur, kebangkitan, dan hari kiamat serta untuk membedakan tingkatan-tingkatan penghuni surga atau penghuni neraka. Tentunya, orang-orang yang jelas dan berakal bisa mengambil pelajaran yang menyingkap hakikat alam akhirat, mulai dari kematian hingga perjalanan manusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement