IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mulai masuk zona positif pada kuartal keempat mendatang.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pertumbuhan positif tersebut seiring dengan mulai membaiknya kondisi perekonomian setelah tumbuh minus 5,32 persen dan minus 3,49 persen di kuartal kedua dan ketiga akibat dampak pandemi Covid-19.
“Pertumbuhan ekonomi akan meningkat ke kisaran 4,8 hingga 5,8 persen pada tahun 2021,” ujar Perry dalam pertemuan tahunan Bank Indonesia secara virtual, Kamis.
Perry mengatakan perekonomian di seluruh daerah juga mulai meningkat yang didukung dengan peningkatan ekspor dan perbaikan ekonomi global.
Konsumsi juga mulai membaik yang didukung dengan stimulus belanja sosial dari pemerintah serta stimulus belanja modal yang mendorong investasi pemerintah.
Investasi swasta juga akan terdorong dengan adanya undang-undang Cipta Kerja serta meningkatnya mobilitas manusia melalui program vaksinasi.
“Pada tahun 2020 inflasi rendah di bawah 2 persen dan terjaga di kisaran 3 plus minus 1 persen pada 2021 karena relatif rendahnya permintaan dan terjaganya ekspektasi inflasi dan stabilitas rupiah,” urai Perry.
Perry menambahkan nilai tukar rupiah secara fundamental masih undervalued dan berpotensi menguat yang didukung kebijakan stabilisasi Bank Indonesia serta masuknya aliran modal asing, rendahnya inflasi dan defisit transaksi berjalan, serta tingginya imbal hasil investasi dan turunnya premi risiko Indonesia.
Selain itu, cadangan devisa juga meningkat sehingga stabilitas eksternal terjaga dengan adanya surplus pada neraca pembayaran serta defisit transaksi berjalan di bawah 1,5 persen PDB pada 2020 dan di sekitar 1,5 persen PDB pada 2021.
“Stabilitas sistem keuangan juga terjaga, intermediasi perbankan membaik, dan dana pihak ketiga serta kredit masing-masing akan tumbuh 7 hingga 9 persen pada 2021,” tambah Perry.
Dia menambahkan ekonomi dan keuangan digital juga akan terus tumbuh dan meningkat pesat dengan nilai transaksi akan mencapai Rp337 triliun pada 2021, transaksi uang elektronik mencapai Rp266 triliun, dan digital banking lebih dari Rp32 ribu triliun.
“Momentum pemulihan ekonomi nasional perlu terus didorong dengan sinergi dalam membangun optimisme yang diperkuat,” kata dia.
Dia menambahkan sinergi tersebut mulai menunjukkan hasil setelah 9 bulan berjuang melawan pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian nasional.
Pemulihan ekonomi nasional juga seiring dengan membaiknya perekonomian global yang pada 2020 terkontraksi 3,8 persen akan mulai tumbuh positif 5 persen pada 2021.
“China, AS, dan sejumlah negara lain didukung stimulus fiskal dan moneter yang besar serta meningkatnya mobilitas manusia dan aktivitas ekonomi,” ujar Perry.
Ketidakpastian pasar global juga mereda sehingga aliran modal asing mulai masuk ke negara berkembang yang didorong dengan melimpahnya likuiditas global dan rendahnya suku bunga di negara maju.