Jumat 04 Dec 2020 05:00 WIB

Ini Alasan Mengapa Industri Halal RI di Bawah Malaysia

Masih ada masyarakat yang kurang memperhatikan kehalalan produk.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Ini Alasan Mengapa Industri Halal RI di Bawah Malaysia. Karyawan menata produk fashion muslim yang di pamerakan pada The 2nd Indonesia Internasional Halal Lifestyle Expo & Conference (INHALEC) di Balai Kartini, Jakarta.
Foto:

Awal Desember ini, lembaga riset internasional Dinar Standard merilis laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) 2020/2021 yang meliputi kondisi perekonomian halal di dunia. Dalam laporan itu, ada 15 negara dengan perekonomian halal terbesar di dunia berdasarkan enam sektor. Enam itu ialah hiburan dan rekreasi, keuangan syariah, farmasi dan kosmetik halal, makanan halal, busana muslim, dan wisata halal.

Malaysia unggul dengan menduduki peringkat pertama di empat sektor sekaligus yaitu makanan halal, wisata halal, farmasi dan kosmetik halal, dan keuangan syariah. Dua sektor sisanya dipimpin oleh Uni Emirat Arab (UEA) yakni sektor busana Muslim, dan sektor media dan rekreasi.

Indonesia sendiri menempati posisi keempat di sektor makanan halal, keenam di sektor wisata halal, keenam di farmasi dan kosmetik Muslim, kelima di media dan rekreasi halal, ketiga di busana Muslim, dan keenam di keuangan syariah.

Meski demikian, Indonesia tergolong berhasil memperbaiki peringkatnya dalam laporan SGIE 2020 sehingga secara keseluruhan duduk di peringkat keempat, di bawah Malaysia, Arab Saudi dan UEA. CEO Dinard Standar Rafiuddin Shikoh menyampaikan, Indonesia mengalami peningkatan signifikan dalam pengembangan industri halal ketimbang negara lain. Bahkan masa pandemi Covid-19 menjadi momentum kebangkitan ekonomi halal.

"Indonesia memiliki kemajuan yang pesat di lingkaran ekonomi Islam global di berbagai sektor, seperti keuangan, makanan dan minuman, farmasi, kosmetik, fesyen, pariwisata, dan media rekreasi," ucap Rafiuddin dalam keterangan tertulis yang diterima Ihram.co.id pertengahan November lalu.

photo
Senggigi, Lombok, NTB, Sabtu (28/1). Mandalika, Wisata Syariah - (Musiron/Republika)

Setiap tahun Dinar Standard mengeluarkan laporan SGIE yang merupakan laporan perkembangan ekonomi Islam global. Peluncuran SGIE Report tahun ini dilaksanakan di beberapa kota di berbagai negara, termasuk di Indonesia yang diselenggarakan oleh Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) di Jakarta pada 17 November 2020.

Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menyampaikan terima kasih atas diterbitkannya SGIE Report, yang kini sudah memasuki edisi kedelapan. Menurutnya, SGIE Report 2020/2021 merupakan salah satu acuan penting yang fokus memberikan informasi dan analisis terkini dalam pengembangan ekonomi Islam global.

"Melalui laporan ini, antarnegara dapat saling mengetahui posisinya saat ini, potensi yang dimiliki, serta kebutuhan yang diperlukan untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah," ungkap Ma'ruf.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement