IHRAM.CO.ID, KUALA LUMPUR – Malaysia dinobatkan sebagai negara terbaik pada empat dari enam sektor berdasarkan laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) tahun 2020-2021.
Dalam laporan itu, Malaysia menduduki peringkat teratas untuk pariwisata ramah Muslim.
Pernyataan itu disampaikan Menteri Pariwisata, Seni dan Kebudayaan Malaysia Datuk Seri Nancy Shukri, sebagaimana dilansir dari Malaymail, Kamis (3/12).
Pada kategori wisata ramah Muslim, pemerintah Malaysia menduduki peringkat tertinggi pada dua dari empat dimensi yang menjadi ukuran. Dimensi pertama yakni tata kelola yang mengacu pada regulasi terkait industri pariwisata. Dimensi kedua ialah kesadaran dalam hal pemberitaan media dan pelatihan bagi para pemangku kepentingan.
Pada dua dimensi lainnya, Malaysia menempati posisi kedua pada dimensi 'dukungan keuangan untuk pengeluaran pariwisata' dan dimensi sosial yang mengacu pada dampak sektor pariwisata terhadap lapangan kerja.
Nancy mengatakan, kementeriannya dan pusat pariwisata Islami selama pandemi Covid-19 ini telah fokus memberikan pelatihan kepada para pemangku kepentingan. Hal ini juga yang disoroti dalam laporan SGIE.
"Pusat pariwisata Islami menawarkan serangkaian sesi pelatihan daring gratis terkait pariwisata ramah Muslim selama krisis, yang mencakup topik seperti sertifikasi halal, kebutuhan wisatawan Muslim, serta branding dan pemasaran Islami," kata dia dilansir dari Malaymail, Kamis (3/12).
Di sektor pariwisata ramah Muslim itu, sebanyak 2003 juta pelancong Muslim menyumbangkan 194 miliar dolar AS selama 2019. Namun, pandemi Covid-19 telah melumpuhkan pertumbuhan di sektor tersebut, yang diperkirakan akan pulih kembali pada 2023.
Selain itu, Malaysia juga mendapat capaian gemilang berdasarkan laporan yang dikeluarkan firma penelitian dan penasihat strategi internasional DinarStandard baru-baru ini.
Dalam laporan itu, Malaysia menjadi negara terbaik di sektor makanan halal, keuangan Islam, dan farmasi serta kosmetik. Di sektor lain, Malaysia menempati peringkat kedua pada sektor media dan rekreasi, dan peringkat keempat pada sektor mode sederhana.
Menteri Nancy menuturkan akan terus meningkatkan upaya untuk mendapatkan lebih banyak pangsa pasar melalui peningkatan infrastruktur, fasilitas, pelatihan, kapasitas, standar, sertifikasi dan promosi oleh badan promosi pariwisata. Mengingat, Malaysia memiliki potensi besar pada sektor pariwisata Islami dengan konsep ramah Muslim.
SGIE menawarkan gambaran komprehensif tentang negara-negara yang saat ini berada pada posisi terbaik untuk mengatasi peluang ekonomi halal global yang bernilai multi-triliun dolar.
Sebanyak 81 negara yang terdiri dari negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan negara-negara non-OKI dengan industri halal yang menonjol tercakup dalam laporan SGIE itu.