IHRAM.CO.ID -- KUALA LUMPUR— Dr Md Moniruzzaman, seorang profesor di Departemen Ilmu Politik Universitas Islam Internasional Malaysia menyoroti pergeseran seismik dalam lanskap politik dan ekonomi global dalam dua dekade terakhir. Secara politik, Barat tradisional yang telah mendominasi politik dunia selama abad 16-20 melalui kolonialisme, imperialisme dan hegemoni nuklir telah mengalami penurunan kekuatannya.
Sedangkan secara ekonomi, Barat yang sama telah kehilangan posisinya sebagai pusat produksi global dan kekuatan ekonomi. Dekadensi hegemoni politik dan ekonomi Barat ini diimbangi dengan kebangkitan proporsional Timur baik secara politik maupun ekonomi, sambung peneliti senior kehormatan di Pusat Penelitian Dunia Muslim (MWRC) itu.
Jadi, secara keseluruhan pusat kekuatan politik dan ekonomi global telah bergeser dari Barat ke Timur, yang membuka babak baru dalam sejarah dunia, kata dia.
"Tercermin secara retrospektif, pergeseran ini membuat kita percaya bahwa siklus peradaban kembali ke awal 2.500 tahun yang lalu ke China, Timur. Jika siklus peradaban dua setengah milenium terakhir ini berulang, maka logis bahwa calon peradaban berikutnya adalah Islam atau dunia Muslim. Hubungan inilah yang berpotensi membawa kebangkitan global China dan dunia Muslim ke dalam kemitraan yang erat," jelas Moniruzzaman dalam artikel proyek "Penelitian Kerjasama Dunia Muslim dan Cina: CMWCR", yang dipimpin Pusat Penelitian Dunia Muslim, Malaysia.
Selama 400 tahun terakhir, dunia Muslim telah dikendalikan Barat melalui kolonialisme dan eksploitasi sumber daya yang berlebihan. Selama periode pasca-kolonial, pola makro hubungan antara Barat dan dunia Muslim tampak bahwa elite penguasa dunia Muslim tetap tertutup dan bergantung pada Barat, sementara populasinya umumnya tetap berorientasi ke timur (Islam).
Perpecahan ini telah menjadi lebih jelas selama empat dekade terakhir melalui penghancuran berturut-turut di Afghanistan, Irak, Libya, Suriah, dan Yaman, dan penolakan terus menerus terhadap emansipasi dari otoritarianisme yang didukung Barat dan solusi untuk pendudukan Israel di Palestina.