IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyakini pasar modal syariah memiliki potensi cukup besar untuk mendorong perekonomian nasional. Ia pun mendorong pengembangan industri pasar modal syariah.
Ma'ruf mengungkap data Bursa Efek Indonesia dan BPS tahun 2019 mencatat kontribusi aset pasar modal syariah terhadap PDB cukup signifikan yakni sebesar 29 persen atau senilai Rp 4.569 triliun.
"Kinerja positif sektor pasar modal syariah di tengah kondisi pandemi ini harus kita jadikan sebagai momentum pendorong untuk kemajuan lebih lanjut baik bagi industri pasar modal syariah maupun ekonomi dan keuangan syariah di Tanah air," ujar Ma'ruf saat hadiri peresmian nama dan Logo Baru sekaligus Peluncuran Syariah Online Trading System (SOTS) PT BRI Danareksa Sekuritas secara daring, Senin (7/12).
Ia menjelaskan kontribusi total aset pasar modal syariah terhadap PDB mencakup saham syariah, reksadana syariah dan sukuk, sementara kontribusi kapitalisasi saham syariah mencapai 24 persen atau senilai Rp 3.745 triliun dari total PDB tahun 2019 senilai Rp 15.833 triliun.
Ia memaparkan, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Oktober 2020, nilai kapitalisasi pasar saham syariah mencapai 3.061 triliun rupiah atau 51,4 persen dari seluruh kapitalisasi pasar modal Indonesia sebesar 5.957 triliun rupiah.
Ma'ruf menambahkan, apalagi, peluang industri ekonomi dan keuangan syariah di tanah air saat ini berkembang dengan cukup pesat, yang berdampak ke sektor global.
Dalam laporan The State of The Global Islamic Economy Report (SGIE Report) 2020/2021, peringkat Global Islamic Indicator Indonesia berhasil menduduki peringkat ke-4, naik kelas dari peringkat 5 pada tahun 2019, atau naik tajam dari peringkat ke 10 di tahun 2018.
"Prestasi lainnya yang cukup menggembirakan, menurut Global Islamic Finance Report (GIFR) 2020 Indonesia mencatat skor tertinggi ( 81,93 persen), di tingkat global, di atas Inggris, Uni Emirat Arab dan Malaysia," ungkap Ma'ruf.
Selain itu, pasar modal syariah Indonesia memiliki produk investasi yang lengkap, karena mampu menghubungkan dengan berbagai dana sosial syariah, seperti zakat saham, wakaf saham, dan wakaf tunai yang dikaitkan dengan cash wakaf linked sukuk (CWLS).
Pertumbuhan dari sisi jumlah investor juga terus mengalami peningkatan secara konsisten. Saat ini terdapat 81.413 investor saham syariah, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 63 persen pertahun terhitung sejak 2016. Dari jumlah tersebut, 26 persen di antaranya merupakan investor syariah aktif dengan rasio investor syariah terhadap total investor sebesar 5,7 persen
Dari sisi nilai transaksi, terjadi peningkatan yang signifikan yakni meningkat dari semula hanya senilai Rp 920 miliar pada tahun 2016 meningkat menjadi Rp 3.582 milyar pada Oktober 2020. Volume transaksi juga meningkat dari semula hanya 1.184 juta transaksi pada tahun 2016 menjadi 10.706 juta transaksi pada Oktober 2020.
Demikian pula secara frekuensi, terjadi peningkatan dari semula hanya 151 ribu transaksi pada tahun 2016 meningkat menjadi 1.280 transaksi pada Oktober 2020.
"Kontribusi pasar modal syariah juga dinilai telah merata di berbagai sektor perekonomian. Sektor terbesar saham syariah adalah perdagangan, jasa dan investasi yang mencapai 28 persen; disusul sektor properti, real estate dan konstruksi yang mencapai 16 persen dan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi sebesar 13 persen," kata Ma'ruf.