Kamis 10 Dec 2020 21:44 WIB

KJRI Penang-Disperindag Bali Gelar Webinar Promosi Dagang

Meningkatkan upaya bagi pemulihan perekonomian Bali dan Penang.

KJRI Penang-Disperindag Bali Gelar Webinar Promosi Dagang (ilustrasi).
Foto: ANANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
KJRI Penang-Disperindag Bali Gelar Webinar Promosi Dagang (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID,KUALA LUMPUR -- Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Penang bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali menggelar Webinar Promosi Perdagangan Bali – Malaysia Utara (Penang, Kedah, Perlis) secara virtual, Kamis (10/12).

Kegiatan tersebut dibuka oleh Konjen RI Penang Bambang Suharto, sedangkan Penang State Executive Council (Exco) for Trade & Industry and Entrepreneurial Development, Dato’ Abdul Halim bin Hussain memberikan kata sambutan.

Sebagai panelis adalah Atase Perdagangan RI di Kuala Lumpur Rifah Ariny, Kepala Disperindag Bali I Wayan Jatra, CEO dan Founder Indoma Sdn Bhd, Tan Yeow Beng. Webinar dihadiri oleh sekitar 48 orang pengusaha Indonesia dan Malaysia khususnya dari wilayah kerja KJRI Penang yaitu Penang, Kedah, dan Perlis.

"Tujuan digelarnya webinar tersebut adalah untuk menyebarluaskan informasi mengenai potensi ekspor produk-produk unggulan hasil karya pengusaha kecil dan menengah di Bali," ujar Bambang Suharto.

Penang dan Bali sebagai daerah tujuan wisata sama-sama sangat terdampak dengan adanya pandemik Covid-19. Oleh karena itu, ujar dia, perlu upaya bersama untuk mencari alternatif dalam membantu dan meningkatkan upaya bagi pemulihan perekonomian Bali dan Penang.

Bambang Suharto juga menyampaikan Penang memainkan peran utama dan merupakan pintu gerbang bagi ekspor-impor Indonesia ke Malaysia Utara, dalam hal ini Penang, Kedah, dan Perlis.

Sementara itu Exco for Trade & Industri and Entrepreneurial Development, Dato’ Abdul Halim bin Hussain menyampaikan pentingnya meningkatkan kerja sama ekonomi antara Penang dengan Indonesia, khususnya di bidang perdagangan, pariwisata, dan investasi.

Webinar ini diselenggarakan dalam momentum yang tepat setelah para pemimpin negara-negara di Kawasan Asia dan Pasifik menandatangani perjanjian kerja sama ekonomi regional RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership).

Diharapkan para pelaku bisnis di Bali dan Penang dapat memanfaatkan fasilitas yang diberikan oleh adanya perjanjian kerja sama ekonomi regional tersebut dalam upaya meningkatkan perdagangan Indonesia dan Malaysia.

Selain itu diharapkan webinar ini dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha untuk keuntungan bersama melalui diskusi, menjalin kerja sama, serta membahas isu-isu birokrasi lainnya yang berpotensi menjadi kendala agar dapat dicarikan solusi terbaik bagi kedua belah pihak.

Atase Perdagangan KBRI Kuala Lumpur Rifah Arini menjelaskan peluang dan tantangan beberapa komoditas ekspor dalam memasuki pasar Malaysia, khususnya dalam hal harga, kualitas, dan logistik.

Sedangkan Kadisperindag Bali menyampaikan bahwa perekonomian Bali yang bertumpu pada pariwisata kini tengah terpukul mengingat 56 persen GDP Bali berasal dari sektor pariwisata.

Namun demikian, Bali memiliki potensi lain di sektor pertanian dan sektor kerajinan, sehingga webinar ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana diseminasi informasi mengenai produk-produk unggulan dari wilayah Bali serta tantangan melakukan ekspor ke Malaysia.

Pada kesempatan tersebut, CEO dan Founder Indoma Sdn Bhd menyampaikan best practices berbisnis dengan pengusaha Indonesia termasuk peluang dan tantangannya.

Tan Yewo Beng yang telah memiliki pengalaman 40 tahun berbisnis dengan Indonesia, juga menyampaikan komoditas ekspor Bali yang berpotensi diekspor ke Penang, seperti produk spa aromatik, kerajinan tangan dan seni batu, serta dekorasi Bali.

Pada kegiatan tersebut juga ditampilkan showcase products dari sembilan pengusaha Bali yang bergerak di bidang garmen, hortikultura, buah-buahan, kopi, produk spa, produk vanilla, cokelat, produk garam dan turunannya, serta aksesoris, yang mendapatkan respon positif dari para peserta yang hadir dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.

Pada sesi tanya jawab tersebut disampaikan tantangan yang dihadapi oleh pengusaha Malaysia dalam memasuki pasar Indonesia berupa proses pengurusan sertifikasi halal.

Kegiatan tersebut juga merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan hubungan dagang kedua negara yang ditandai dengan adanya permohonan peningkatan kontak bisnis baik dari Pemerintah Negeri Pulau Pinang maupun masing-masing pelaku bisnis di Indonesia dan Malaysia.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement