IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu (16/12) menambahkan hidangan couscous ke daftar Warisan Budaya tak Benda. Terlepas dari beberapa perbedaan, Aljazair, Maroko, Tunisia, dan Mauritania bergabung mengusung kecintaan hidangan mereka dan mendaftarkannya ke UNESCO.
Selain couscous, terdapat tarian Budima Zambia, festival kuda dan anggur Spanyol, budaya jajanan Singapura, dan pendatang baru lainnya dalam daftar warisan takbenda UNESCO. "Tradisi menentukan kami. Perbedaan kami tidak penting, kami adalah satu. Pengetahuan, praktik, dan tradisi yang terkait dengan persiapan dan konsumsi couscous baru saja tertulis di daftar warisan tak benda," kata badan PBB itu di media sosial.
New inscription on the #IntangibleHeritage list from 🇩🇿🇲🇷 🇲🇦🇹🇳: The knowledge, know-how & practices pertaining to the production & consumption of #couscous. An example of international cooperation!👏
Share your favourite couscous recipe & traditions👇.https://t.co/irNpZS9lJQ pic.twitter.com/dWVldHFMS8
— UNESCO (@UNESCO) December 16, 2020
Memberikan selamat kepada keempat negara tersebut, UNESCO menyebutnya sebagai contoh kerja sama internasional. "Ini adalah kesempatan untuk merayakan budaya, merayakan keberagaman dan terutama untuk merayakan semua hal yang menyatukan kita," tambahnya.
Selain terbuat dari gandum, couscous juga bisa dibuat menggunakan jagung atau millet yang ditumbuk menjadi semolina. Kemudian digulung menjadi bola-bola kecil, direndam, dan dikukus berulang kali.
Meskipun rasanya hambar, couscous disajikan dengan berbagai makanan lezat lainnya seperti semur pedas, daging, ikan, atau sayuran, yang membuat hidangan tersebut semakin nikmat. Couscous juga biasa disebut seksu, kusksi, atau kseksu yang merupakan makanan pokok di sejumlah negara, dan kerap kali disamakan dengan nasi atau mi di beberapa negara Asia.
https://www.dw.com/id/couscous-masuk-daftar-warisan-budaya-takbenda-unesco/a-55969069