IHRAM.CO.ID, JAKARTA — Pandemi Covid-19 yang belum juga menunjukkan tanda-tanda penurunan dinilai mengubah perilaku manusia dari manual menjadi digital. Sektor haji dan umrah juga ikut beralih sehingga menjadikan literasi manasik digital sebuah peluang sekaligus tantangan di tengah wabah. Termasuk bagi jamaah lansia.
Gufron Musthofa, Peserta Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Jawa Timur Tahun 2020 dalam artikelnya di laman resmi Kemenag menjelaskan, literasi manasik haji digital adalah kemampuan dan wawasan seseorang dalam aspek pemanfaatan teknologi digital, alat komunikasi, membuat dan mengevaluasi informasi tentang manasik haji dengan sehat dan cermat serta patuh kepada hukum. Harapannya, dengan kemampuan digital, masyarakat dapat menggunakan teknologi dengan maksimal, tetapi bertanggung jawab penuh atas manasik haji.
Literasi manasik haji digital memuat dua hal: manasik haji dan bimbingan manasik haji. Manasik haji adalah proses pelaksanaan ibadah haji mulai dari ihram dari miqat sampai selesai ritual peribadatan haji. Sedang pengertian hal yang kedua adalah bimbingan manasik kepada jemaah haji, baik yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama, individu, maupun Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU).Hal ini sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang No 8 Tahun 2019 dan regulasi penyelenggaraan ibadah haji lainnya. Manasik haji oleh Kemenag digelar di Kabupaten/Kota atau KUA Kecamatan sebanyak 10 kali di luar Jawa dan delapan kali di Jawa
Konten manasik haji digital pun telah disiapkan oleh Kemenag. Di antaranya, tuntunan manasik haji, dzikir dan doa manasik haji, ringkasan doa manasik haji, dan konsultasi manasik haji dan umrah. Konten ini telah unggah di laman resmi haji.kemenag.go.id. Video tutorial manasik haji sebanyak 20 seri juga telah tersedia di akun youtube resmi Kemenag RI. Bimbingan manasik haji di platform twitter bisa dicari dengan mengetik hastag #manasikonline #hajipintar. Dalam sistem operasi android juga sudah disiapkan aplikasi umrah cerdas yang dapat diunduh dengan mudah di play store.
Setiap individu juga banyak yang memberikan kontribusi dalam hal penyediaan konten manasik haji digital dan permasalahannya. Seperti vlog yang tersebar di youtube, dan platform media sosial lainya. Layanan whatsaps auto respon tentang manasik dan bahasa Arab juga banyak bermunculan dan berbagai inovasi lainnya.
Menurut Ghufron, penguasaan dan pemanfaata alat digital untuk mengakses manasik haji bagi jemaah bervariasi sesuai dengan usia dan keahlian. Bagi jemaah yang bersahabat dengan gadget atau user friendly pun dinilai menyenangkan. Sedangkan bagi jamaah haji yang sudah usia lanjut, atau tidak terbiasa menggunakan dinilai butuh waktu untuk memanfaatkannya. Mayoritas jemaah haji Indonesia memasuki usia senja, sehingga penetrasi bimbingan manasik digital perlu didampingi oleh yang mampu menggunakannya, baik keluarga atau orang lain.
Dia menegaskan, jamaah lansia menjadi tantangan yang harus dijawab pemangku kepentingan. Menurut dia, Kementerian Agama mempunyai SDM yang menjangkau tingkat kecamatan, mulai dari pegawai KUA sampai dengan penyuluh agama non PNS. Jika mereka digerakkan dan diedukasi untuk melaksanakan literasi bimbingan manasik haji, maka adalah suatu kekuatan yang dahsyat bagi pemerintah dalam upaya memahamkan manasik haji secara sempurna kepada jamaah.