IHRAM.CO.ID, JAKARTA— Pada hakikatnya, haji adalah gambaran dua pemandangan dan di dalam setiap amalan ibadah haji tersirat dua hakikat. Walaupun setiap perintah Allah SWT mengandung banyak kemaslahatan dan hikmah melimpah.
"Akan tetapi ada sebagian kemaslahatan yang jelas dan terbuka yang bisa dipahami setiap orang," kata Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi RA dalam kitabnya Fadhilah Haji.
Begitu juga, haji mengandung banyak maslahat yang tidak bisa dipahami setiap orang. Akan tetapi, dua perkara ini sangat jelas terkandung di dalam setiap rukun dan dalam setiap bagian ibadah haji
Pertama, haji adalah gambaran pemandangan kematian dan keadaan setelah mati. Kedua, gambaran yang menunjukkan perasaan cinta dan rindu, dan gambaran terwarnainya ruh dengan kerinduan yang hakiki dan kecintaan yang hakiki.
Secara ringkas Syekh Maulana Muhammad Zakariya, mengingatkan tentang dua pemandangan itu sebagai gambaran atau simulasi kematian. Dengan ini semua pemandangan itu akan tampak dan jelas di dalam setiap amalan haji. "Gambaran pertama adalah pemandangan kematian dan keadaan setelah mati," katanya
Sebagaimana seorang yang pada saat berangkat dari rumah meninggalkan kaum kerabatnya, rumahnya, negaranya, dan kawan-kawannya dan ia pergi ke negara lain, seakan-akan dia pergi ke alam lain.
Segala sesuatu yang dicintai hati seperti rumah, sawah, kebun, dan duduk-duduk dengan orang-orang yang dicintai akan kita tinggalkan pada saat ia bepergian. "Begitu juga pada saat seseorang meninggal dunia, ia akan meninggalkan semua perkara itu,"
Menurut Maulana Muhammad Zakariyya bahwa perkara-perkara inilah yang patut untuk direnungkan, dipikirkan, dan dijadikan pelajaran. Sebagaimana barang-barang yang ia cintai ia tinggalkan untuk sementara waktu pada hari ini (saat haji), maka akan datang waktunya ketika ia harus meninggalkannya untuk selama-lamanya.
Menurutnya bila dilihat dengan pandangan yang dalam maka dengan menaiki kendaraan ia akan ingat dan membayangkan bahwa jenazah sedang dinaikkan keranda setelah duduk di atas kendaraan dan kendaraan pun mulai berjalan. Maka langkah demi langkah akan semakin jauh dari kampung halamannya dan kawan-kawannya.
Seperti inilah gambaran orang-orang yang memikul jenazahnya, setiap langkahnya menjauhkan mayat dari semua keluarganya, rumahnya dan semua kekayaannya.
Ada sebagian orang yang ikut mensholatkan jenazah, dan ada sebagian yang mengantarkannya sampai kuburan, dan sebagian orang ikut serta dalam acara pengebumiannya sampai ia dikubur dan ditimbun di dalam tanah. "Semua pemandangan ini dialami oleh seseorang yang pergi haji."