Selasa 05 Jan 2021 22:12 WIB

Lockdown Ketiga, Warga Inggris Diharuskan Tinggal di Rumah

Sekitar 27 ribu orang dirawat di rumah sakit karena Covid-19.

 Pemandangan umum Kota London di London, Inggris, 05 Januari 2021. Inggris telah memasuki penguncian nasional terberat sejak Maret untuk membantu membendung gelombang meningkatnya kasus penyakit coronavirus (COVID-19) di seluruh negeri. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan pada 4 Januari malam bahwa akan ada penguncian nasional ketiga di Inggris. Peraturan tersebut, diharapkan akan tetap berlaku hingga pertengahan Februari, akan diajukan di parlemen pada 5 Januari dan akan dilakukan pemungutan suara pada 6 Januari.
Foto: EPA-EFE/FACUNDO ARRIZABALAGA
Pemandangan umum Kota London di London, Inggris, 05 Januari 2021. Inggris telah memasuki penguncian nasional terberat sejak Maret untuk membantu membendung gelombang meningkatnya kasus penyakit coronavirus (COVID-19) di seluruh negeri. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan pada 4 Januari malam bahwa akan ada penguncian nasional ketiga di Inggris. Peraturan tersebut, diharapkan akan tetap berlaku hingga pertengahan Februari, akan diajukan di parlemen pada 5 Januari dan akan dilakukan pemungutan suara pada 6 Januari.

IHRAM.CO.ID,LONDON -- Warga Inggris diharuskan tinggal di rumah saat negara itu memulai penguncian nasional untuk ketiga kalinya pada Selasa (5/1), dan pemerintah menyerukan satu upaya besar terakhir untuk membendung virus sebelum vaksinasi massal membalikkan keadaan.

Inggris telah menjadi salah satu negara yang paling parah terdampak COVID-19, dengan jumlah kematian tertinggi kedua di Eropa dan ekonomi yang mengalami kontraksi paling tajam dari negara mana pun di Kelompok Tujuh selama gelombang pertama infeksi musim semi lalu.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan penguncian baru pada Senin malam (4/1), mengatakan varian virus corona baru yang sangat menular yang pertama kali diidentifikasi di Inggris menyebar begitu cepat sehingga Layanan Kesehatan Nasional (NHS) berisiko kewalahan dalam 21 hari.

Di Inggris saja, sekitar 27 ribu orang dirawat di rumah sakit karena COVID-19, atau 40 persen lebih banyak daripada puncak pertama pada bulan April, dengan jumlah infeksi masih diperkirakan akan meningkat lebih lanjut setelah peningkatan sosialisasi selama periode Natal.

Jajak pendapat Savanta-ComRes yang diambil tepat setelah pidato Johnson menunjukkan empat dari lima orang dewasa di Inggris mendukung penguncian tersebut.

"Saya benar-benar berpikir itu adalah keputusan yang tepat untuk dibuat. Rumah sakit NHS benar-benar penuh sehingga kami berada dalam posisi yang sama seperti kami saat penguncian pertama kali," kata seorang warga London, Kaitlin Colucci (28).

"Saya hanya berharap semua orang tidak terlalu kesulitan karena harus berada di dalam ruangan lagi," ia menambahkan.

Sejak dimulainya pandemi, lebih dari 75 ribu orang telah meninggal di Inggris dalam 28 hari setelah dites positif terinfeksi virus corona, menurut angka resmi pemerintah.

Di bawah aturan baru di Inggris, sekolah ditutup untuk sebagian besar murid, orang harus bekerja dari rumah jika memungkinkan, dan semua toko perhotelan dan toko non-esensial ditutup.

Pemerintah semi-otonom di Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara telah memberlakukan tindakan serupa.

Saat tingkat infeksi melonjak di seluruh Eropa, negara-negara lain juga membatasi kegiatan publik. Jerman akan memperpanjang penguncian yang ketat hingga akhir bulan, dan Italia memutuskan pada Selasa untuk mempertahankan pembatasan nasional pada akhir pekan ini sambil melonggarkan pembatasan pada hari kerja.

Sumber: Reuters

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement